SOLOPOS.COM - Ilustrasi pernikahan (Freepik)

Solopos.com, SOLO -- Jumlah anak muda di Indonesia pada 2019 mencapai 64,19 juta orang. Menariknya, dari jumlah itu banyak perempuan muda yang telah menikah, sedangkan laki-laki mayoritas masih single.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Statistik Pemuda Indonesia 2019 menyebutkan yang dimaksud dengan pemuda atau generasi muda adalah mereka yang berusia 16-30 tahun. Dari 64,19 juta generasi muda di Indonesia ada 32,59 juta atau 50,78%-nya laki-laki. Kemudian ada 31,59 juta atau 49,22%-nya perempuan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sebagian besar perempuan muda di Indonesia sudah berstatus kawin. Dari 31,59 juta perempuan muda, 50,92% atau sekitar 16,08 juta perempuan sudah menikah. Sisanya ada 47,12% yang belum kawin dan 1,97% yang cerai hidup/mati.

Berkebalikan, jumlah laki-laki muda di Indonesia yang berstatus belum kawin lebih banyak karena mencapai 70,86% atau sekitar 23,09 juta. Laki-laki muda yang sudah kawin ada sebanyak 9,22 juta orang dan sisanya ada 0,82% cerai hidup/mati.

”Persentase pemuda perempuan yang berstatus kawin mencapai hampir dua kali lipat pemuda laki-laki [50,92 persen berbanding 28,32 persen]. Hal ini mengisyaratkan bahwa pemuda perempuan cenderung lebih awal menikah dibandingkan pemuda laki-laki,” sebut BPS dalam laporan itu yang dikutip beberapa waktu lalu.

Bila dilihat dari tempat tinggal anak muda, pemuda baik laki-laki ataupun perempuan yang belum kawin lebih banyak di perkotaan. Di perkotaan ada 63,57% anak muda yang belum kawin, 35,16% sudah kawin, dan sisanya cerai. Di perdesaan, 53,12% pemuda belum kawin, 45,34% kawin, dan ada 1,54% cerai.

Lebih banyaknya perempuan muda yang sudah berstatus kawin atau nikah ini disebabkan mereka cenderung lebih awal menikah dibandingkan laki-laki. BPS mencatat perempuan muda di Indonesia sebagian besar nikah di usia 19-21 tahun, sedangkan laki-laki rata-rata menikah di usia 22-24 tahun.

Berikut perbandingan laki-laki dan perempuan menurut usia kawin pertama.

Laki-Laki

  • < 15 Tahun 0,4%
  • 16-18 Tahun 6,27%
  • 19-21 Tahun 28,03%
  • 22-24 Tahun 34,52%
  • 25-30 Tahun 30,78%

Perempuan

  • < 15 Tahun 3,73%
  • 16-18 Tahun 28,66%
  • 19-21 Tahun 36,47%
  • 22-24 Tahun 21,48%
  • 25-30 Tahun 9,66%

Ketika dilihat dari status ekonomi, kelompok pengeluaran rumah tangga turut menentukan usia kawin pertama anak muda. Pada kelompok pengeluaran rumah tangga 40 persen terbawah didominasi oleh pemuda yang kawin pertama pada usia lebih muda (di bawah 22 tahun) sebesar 65,92 persen.

Sedangkan pada kelompok pengeluaran 20 persen teratas didominasi oleh pemuda yang memiliki usia kawin pertama pada usia yang lebih dewasa (22-30 tahun) sebesar 63,17 persen.

International Center for Research on Women menyebut keluarga dengan status ekonomi rendah tidak mampu memenuhi biaya pendidikan dan cenderung melihat anak perempuan sebagai beban ekonomi keluarga yang harus segera ditangani, yakni melalui pernikahan sedini mungkin.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut berdasarkan ilmu kesehatan umur ideal yang matang secara biologis dan psikologis adalah 20-25 tahun bagi wanita.

Kemudian umur 25-30 tahun bagi pria. Usia tersebut dianggap masa yang paling baik untuk berumah tangga, karena sudah matang dan bisa berpikir dewasa secara rata-rata.

”Rekomendasi ini ditujukan demi untuk kebaikan masyarakat agar pasangan yang baru menikah memiliki kesiapan matang dalam mengarungi rumah tangga. Sehingga dalam keluarga juga tercipta hubungan yang berkualitas,” sebut BKKBN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya