SOLOPOS.COM - Ilustrasi penambang pasir Merapi (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, KLATEN — Banjir lahar hujan yang terjadi beberapa waktu lalu di wilayah lereng Merapi menjadi berkah tersendiri bagi masyarakat Klaten, Jawa Tengah. Banyak warga beralih profesi menjadi penambang pasir tradisional dengan penghasilan mencapai Rp200.000 per hari.

Camat Manisrenggo, Klaten, Wahyudi Martono, mengatakan banyak warganya beralih profesi menjadi penambang pasir karena dinilai menguntungkan. Jumlah warga Manisrenggo yang banting setir jadi penambang sekitar 500 orang. Mereka semula hanya berprofesi sebagai buruh di proyek dan pekerja serabutan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Di wilayah saya, ada sekitar 500 warga memanfaatkan kesempatan untuk menjadi penambang pasir setelah banjir lahar hujan Merapi. Mereka rela meninggalkan pekerjaannya karena pendapatan menjadi penambang pasir cukup tinggi. Misalnya, mereka menjadi buruh bangunan hanya mendapat Rp35.000 per hari, saat menjadi penambang pasir bisa mencapai Rp150.000 hingga Rp200.000 per hari,” kata Wahyudi saat dijumpai wartawan di Pendopo Pemkab Klaten, Kamis (13/3/2014).

Ekspedisi Mudik 2024

Namun, pihaknya juga tetap memperingatkan warga yang menambang untuk berhati-hati karena banjir lahar hujan sulit diprediksi dan bisa datang tiba-tiba. Ia pun hanya memperbolehkan warganya menambang saat siang hari.

Ada dua lokasi yang dimanfaatkan warga untuk menambang pasir yakni Borangan dan Sukorini. Menurutnya, warganya yang menambang secara tradisional masih bisa diarahkan, sehingga mereka hanya menambang di sungai dan bukan di tebing.

Di sisi lain, Wahyudi menyatakan banjir lahar hujan yang terjadi beberapa waktu lalu merupakan yang terbesar selama 15 tahun terakhir. Sebab, sejumlah Dam penuh dengan material dari Gunung Merapi yang terbawa air hujan. Ia pun khawatir jika terjadi banjir lahar hujan tiga kali lagi, bisa merambah ke rumah penduduk yang saat ini salah satunya hanya berjarak 0,5 meter dari aliran lahar hujan sebelumnya. Ia pun berharap Pemkab bisa melakukan antisipasi hal tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya