SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, WOLVERHAMPTON – Jurgen Klopp benar-benar tidak beruntung melawan klub yang diawali huruf “W” dalam kariernya melatih Liverpool di Piala FA. Sejak tiba di Liverpool pada Oktober 2015, tim besutan juru taktik asal Jerman tersebut selalu disingkirkan klub yang diawali huruf “W” di turnamen sepak bola tertua di dunia ini.

Pada musim 2015/2016, timnya didepak West Ham United dengan skor 1-2 lewat extra time pada babak keempat. Pada 2016/2017, giliran Wolverhampton Wanderers yang menyingkirkan Liverpool. Dan musim lalu, Liverpool keok dari West Bromwich Albion dengan skor 2-3 pada babak keempat.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bagaimana dengan musim ini? Liverpool kembali terkena kutukan melawan klub berawal huruf “W”. Untuk kali kedua, Liverpool besutan Klopp disingkirkan Wolves, julukan Wolverhampton, dari turnamen Piala FA. The Reds, julukan Liverpool, dipaksa menyerah 1-2 pada babak ketiga di markas Wolves, Molineux Stadium, Selasa (8/1/2019) dini hari WIB.

Kredit pantas diberikan kepad Pelatih Wolves, Nuno Espirito Santo, yang memperlakukan babak ketiga Piala FA secara serius. Pelatih asal Portugal ini menurunkan pilar terbaiknya untuk menggebuk Liverpool di Molineux Stadium.

Sebaliknya, Klopp melakukan sembilan perubahan pada line-up timnya dibandingkan ketika melawan Manchester City di Liga Premier akhir pekan lalu. Mantan der trainner Borussia Dortmund ini memberi kesempatan tiga pemain remaja untuk mencicipi debut. Hanya James Milner dan Dejan Lovren, pemain inti Liverpool yang dipertahankan sebagai starter.

Klopp memilih memainkan Daniel Sturridge, Divock Origi, dan Alberto Moreno di lini depan. Tapi tiga pemain yang menggantikan trisula Mohamed Salah-Roberto Firmino-Sadio Mane, ini tampil kurang menggigit. Liverpool tercatat hanya melakukan sembilan sentuhan di kotak penalti Wolves sepanjang 90 menit!

Kebijakan rotasi besar-besaran inilah yang harus dibayar mahal Klopp dengan tersingkirnya Liverpool secara prematur dari Piala FA musim ini. Namun Klopp enggan menyesali keputusannya. Dia menilai rotasi pemain mau tidak mau harus ditempuh menyusul padatnya jadwal kompetisi dan badai cedera pemain yang dialami timnya.

“Saya harus melakukan perubahan. Beberapa pemain sakit dan kemudian musim lalu kami kehilangan Adam Lallana. Setelah melawan City, beberapa pemain kami mengalami radang tenggorokan,” jelas Klopp, seperti dilansir dailymail.co.uk.

Meski begitu, Liverpool masih bisa mengambil hikmah dengan tersingkirnya mereka dari Piala FA. The Reds bisa lebih fokus untuk mengakhiri paceklik gelar juara Liga Premier sejak 1989/1990. Saat ini, Liverpool unggul empat poin atas Manchester City di puncak klasemen sementara Liga Premier. The Reds sebelumnya juga sudah tersingkir dari Piala Liga. Praktis, hanya Liga Premier dan Liga Champions, kompetisi tersisa bagi Roberto Firmino dkk. musim ini.

“Semakin cepat mereka [Liverpool] tersingkir dari kompetisi lain, semakin besar peluang mereka menjuarai Liga Premier,” ujar mantan pemain Aston Villa dan pundit Sky Sports, Paul Merson, seperti dikutip squawka.com. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya