SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung rupiah. (Rachman/JIBI/Bisnis)

Nilai tukar rupiah dibuka melemah 8 poin, beberapa detik setelahnya mengalami pelemahan 19 poin.

Solopos.com, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka melemah 8 poin atau 0,06% di Rp13.259 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Jumat (15/9/2017). Dalam hitungan detik, pergerakannya terpantau melorot 19 poin atau 0,14% ke Rp13.270 per dolar AS.

Promosi Program Pemberdayaan BRI Bikin Peternakan Ayam di Surabaya Ini Berkembang

Kurang lebih satu jam setelah dibuka pukul 08.00 WIB, nilai tukar kembali mengalami pelemahan sebesar 13 poin atau  0,10% ke Rp13.264 per dolar AS seiring pergerakan IHSG pada pembukaan perdagangan hari ini.

Nilai tukar rupiah melanjutkan reli pelemahannya di hari ketiga pada perdagangan Kamis (14/9/2017). Rupiah ditutup melemah 0,38% atau 50 poin di Rp13.251 per dolar AS, setelah dibuka juga dengan pelemahan 0,30% atau 39 poin di Rp13.240 per dolar AS.

Adapun pada perdagangan Rabu (13/9/2017), rupiah berakhir melemah hanya 0,01% atau 1 poin di posisi Rp13.201 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran Rp13.228 – Rp13.255 per dolar AS.

Rupiah manjadi kurs yang melemah paling signifikan dibanding negara-negara lain di kawasan Asia. Won Korea Selatan melemah paling signifikan setelah rupiah dengan terdepresiasi 0,35%,disusul peso Filipina yang melemah 0,34%.

Adapun yen Jepang menguat paling signifikan sebesar 0,09% atau 0,09 poin ke level 110,39 yen per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama di dunia hari ini terpantau melemah 0,16% atau 0,146 poin ke 92,374 pada pukul 16.43 WIB.

Dilansir Reuters, dolar AS cenderung melemah menjelang rilis data inflasi yang diharapkan memberi petunjuk mengenai periode penaikan suku bunga The Federal Reserve berikutnya.

Fokus jangka pendek pasar saat ini adalah data inflasi AS yang akan sangat dicermati oleh bank sentral AS The Fed sebagai pertimbangan untuk menaikkan suku bunga berikutnya.

“Pasar telah bergerak sedikit ke sisi dovish dalam hal ekspektasi The Fed, jadi jika misalkan angka inflasi AS ternyata sedikit lebih kuat dari perkiraan, maka saya pikir akan membantu menambahkan sedikit lebih banyak terhadap rebound dolar,” kata Heng Koon How, kepala strategi pasar untuk United Overseas Bank di Singapura, seperti dikutip Reuters.

Indeks harga konsumen inti AS diperkirakan akan meningkat 1,6% secara basis tahunan pada Agustus. The Fed memiliki target inflasi sebesar 2%, sedangkan serangkaian data inflasi sebelumnya telah menekan ekspektasi penaikan suku bunga sekaligus membebani dolar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya