SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang tunai rupiah (Rahmatullah/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah ditutup menguat 17 poin sore ini meskipun kemarin Indonesia baru saja diberi label tak layak investasi oleh S&P.

Solopos.com, JAKARTA — Kurs rupiah di pasar spot ditutup terapresiasi 0,13% atau 18 poin ke Rp13.643/dolar AS. Sebelumnya, pagi tadi rupiah dibuka dengan pelemahan sebesar 0,12% atau 17 poin ke 13.678 per dolar AS.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.695 per dolar AS, terdepresiasi sebesar 0,18% atau 24 poin dari posisi Rp13.671 per dolar kemarin. Kurs jual ditetapkan di Rp13.763 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp13.627 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp136.

Data yang diterbitkan BI Kamis pagi menempatkan Jisdor pada Rp13.695 per dolar AS, terdepresiasi 0,18% atau 24 poin dari posisi Rp13.671 per dolar AS pada Rabu (1/6/2016). Bloomberg mengemukakan pasar uang saat ini mencermati data AS, setelah para pejabat Fed mengindikasikan kenaikan suku bunga potensial pada musim panas ini, tergantung pada perbaikan ekonomi.

Sementara itu pada Jumat ini, akan dirilis data gaji. Diperkirakan jumlah pekerja meningkat 160.000 pada bulan Mei. Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengemukakan pasar uang saat ini menunggu hasil pertemuan pejabat bank sentral Eropa (ECB).

Keputusan ECB atas kebijakan moneter yang akan diambil ditunggu malam ini, khususnya terhadap besaran pembelian obligasi di pasar sekunder. Selain itu, ujarnya, pertemuan OPEC di Wina juga dinantikan. Pembatasan produksi yang disepakati bisa mendorong penguatan harga minyak mentah lebih lanjut.

“Indeks dolar terkoreksi hingga dini hari tadi walaupun mayoritas data ekonomi AS yang diumumkan membaik,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis.

Dari dalam negeri, Rangga mengatakan rupiah yang sempat melemah tajam di pembukaan perdagangan Rabu dan akhirnya hanya melemah tipis setelah inflasi Mei 2016 diumumkan turun drastis.

“Indeks dolar yang terkoreksi semalam bisa mendorong penguatan rupiah hari ini, walaupun dampak negatif tidak diberikannya peringkat layak investasi oleh S&P kemarin malam bisa meminta depresiasi rupiah dan aksi jual aset berdenominasi rupiah lainnya,” kata Rangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya