SOLOPOS.COM - Ilustrasi nilai tukar rupiah. (Abdullah Azzam/JIBI/Bisnis)

Kurs rupiah menguat tipis pagi ini.

Solopos.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat 1 poin atau 0,01% ke level Rp13.320 per dolar AS. Pantaun JIBI/Bisnis, Selasa (8/8/2017) pukul 09.08 WIB, kurs rupiah di pasar spot menguat 4 poin atau 0,03% ke level Rp13.317 per dolar AS.

Promosi Direktur BRI Tinjau Operasional Layanan Libur Lebaran, Ini Hasilnya

Pergerakan nilai tukar rupiah ditutup melemah pada akhir perdagangan kemarin, Senin (7/8/2017), di tengah depresiasi mayoritas mata uang Asia. Rupiah ditutup melemah 0,04% atau 5 poin di Rp13.321 per dolar AS, setelah dibuka dengan pergerakan yang sama.

Sepanjang perdagangan kemarin rupiah bergerak di kisaran Rp13.312 – Rp13.324 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Jumat (4/8/2017), rupiah ditutup menguat 0,08% atau 11 poin di posisi 13.316 per dolar AS.

Ekspedisi Mudik 2024

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama hari ini terpantau melandai 0,10% atau 0,092 poin ke 93,450 pada pukul 16.40 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka turun tipis di posisi 93,507, setelah pada perdagangan Jumat berakhir menguat 0,76% atau 0,703 poin di posisi 93,542.

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini di saat mayoritas mata uang lainnya di Asia terpantau juga melemah.

Peso Filipina memimpin depresiasi kurs Asia hari ini dengan 0,41%, diikuti oleh rupee India sebesar 0,3% dan won Korea Selatan yang terdepresiasi 0,2%.

Won Korea Selatan melemah bersama sejumlah mata uang Asia lainnya akibat terbebani oleh penguatan dolar AS menyusul laporan data payroll AS yang lebih baik dari perkiraan.

“Rebound dolar yang tajam pasca laporan pekerjaan AS yang kuat memberi tekanan pada mata uang Asia,” kata Ken Cheung, pakar strategi mata uang di Mizuho Bank, seperti dikutip dari Bloomberg.

Data statistik ketenagakerjaan AS yang dirilis pada Jumat (4/8) membantu dolar keluar dari pelemahannya. Angka nonfarm payrolls meningkat lebih tinggi dari perkiraan sebesar 209.000 pekerjaan pada Juli, sedangkan rata-rata pendapatan per jam meningkat 0,3% setelah naik 0,2% pada Juni.

Sementara solidnya data pekerjaan membantu mengangkat dolar dengan menjaga prospek penaikan suku bunga, pasar menantikan bukti lebih lanjut atas kuatnya fundamental demi memperkuat pergerakan mata uang AS tersebut.

“Pekan ini akan menjadi penting bagi dolar. Kenaikan yang dibatasi oleh imbal hasil obligasi 10-tahun meskipun data payroll terlihat kuat, menunjukkan tetap adanya kekhawatiran terhadap inflasi AS,” ujar Junichi Ishikawa, senior FX strategist IG Securities, seperti dikutip dari Reuters.

“Data seperti indeks harga kondumen dan produsen mungkin harus lebih baik dari perkiraan demi mengatasi kekhawatiran inflasi. Hanya dengan demikianlah dolar dapat mencapai titik balik yang sebenarnya,” lanjut Ishikawa.

Data indeks harga produsen AS untuk Juli akan dirilis pada Kamis pekan ini, sedangkan angka indeks harga konsumen dijadwalkan rilis sehari setelahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya