SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Nilai tukar rupiah hari ini, Selasa (10/10/2017), dibuka menguat 14 poin.

Solopos.com, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah dibuka menguat 14 poin atau 0,10% di Rp13.504 per dolar AS pada perdagangan hari ini, Selasa (10/10/2017) pukul 08.00 WIB. Kurang lebih satu jam setelahnya, seiring pembukaan IHSG, ilai tukar rupiah menguat 33 poin atau 0,24% ke Rp13.485 per dolar AS.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Nilai tukar rupiah berakhir menguat tipis pada perdagangan Senin (9/10/2017), saat indeks dolar AS melemah. Rupiah ditutup menguat 0,01% atau 1 poin di Rp13.518 per dolar AS, setelah dibuka dengan kenaikan 0,06% atau 8 poin di Rp13.511 per dolar AS.

Sepanjang perdagangan kemarin, rupiah bergerak di kisaran Rp13.496 – Rp13.529 per dolar AS. Adapun pada perdagangan akhir pekan lalu, rupiah melemah 55 poin ke level Rp13.519.

Penguatan rupiah berlangsung di saat mayoritas mata uang di Asia juga berada di zona hijau, dipimpin Renminbi China yang naik 0,41%, disusul Baht Thailand yang naik 0,14%.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terpantau melemah 0,14% atau 0,131 poin ke 93,669 pada pukul 17.02 WIB.

Indeks dolar AS melemah seiring dengan berlanjutnya risiko geopolitik di tengah kekhawatiran yang dipicu kabar bahwa Korea Utara kemungkinan sedang mempersiapkan uji coba rudal terbaru.

Sebelumnya, pada akhir pekan kemarin indeks dolar dibuka turun 0,04% atau 0,041 poin di level 93,759, setelah pada perdagangan Jumat (6/10/2017) berakhir melemah 0,17% di posisi 93,800.

Dikutip oleh kantor berita RIA Rusia, seorang anggota parlemen Rusia yang kembali dari kunjungannya ke Pyongyang mengatakan Korea Utara siap untuk menguji rudal berjangkauan jarak jauh, yang diyakini dapat mencapai pantai barat Amerika Serikat.

Fokus baru terhadap ketegangan geopolitik membantu memberi dukungan pada yen sebagai aset safe haven, sekaligus membantu menarik dolar turun dari level tertingginya pasca rilis data pekerjaan AS. Sentimen tersebut menambah beban terhadap dolar setelah pada perdagangan Jumat tertekan oleh aksi profit taking.

“Ketika berita terkait Korea Utara sampai ke pasar, ini memperparah penurunan greenback,” kata Stephen Innes, kepala perdagangan Asia Pasifik untuk Oanda, seperti dikutip dari Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya