SOLOPOS.COM - Ilustrasi.dok

Pasokan premium untuk SPBU berkurang.

Solopos.com, SOLO — Alokasi premium ke stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dikurangi menjelang akhir tahun. Hal ini karena pasokan mulai berkurang padahal ada kuota yang ditentukan pemerintah mengingat premium merupakan barang subsidi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejak beberapa bulan lalu sudah ada pembatasan pengiriman premium. Salah satu pengusaha SPBU di Solo yang enggan disebut namanya mengatakan komitmen awal, pengurangan dilakukan 25%.

Namun pada bulan ini, pihaknya hanya mendapat alokasi 152 KL dari kondisi normal 240 KL per bulan mengingat setiap hari biasanya mendapat kiriman 8 KL. Realisasi tersebut berarti berkurang sekitar 35% dari kondisi normal.

“Informasinya pembatasan dilakukan karena kuota premium menipis jika dilanjutkan, saat Natal dan Tahun Baru bisa ada kekosongan. Padahal biasanya di akhir tahun permintaan masyarakat meningkat. Kemungkinan kondisi akan kembali normal di tahun depan setelah ada alokasi baru dari pemerintah,” ujarnya, Sabtu (16/9/2017).

Dia mengatakan pengiriman yang biasanya bisa dilakukan setiap hari pun kini dilakukan dengan jadwal tertentu. Oleh karena itu, diakuinya pekan lalu sempat terjadi kekosongan premium karena tangki pendam kosong tapi belum ada pengiriman. Namun akhir pekan ini, dia mendapat satu kali kiriman tak terjadwal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Dia menjelaskan sebelumnya sudah banyak masyarakat yang beralih dari premium ke pertalite karena disparitas harga yang sangat kecil, yakni tidak lebih dari Rp500/liter. Kemudian nozzle untuk premium pun dibatasi hanya dua unit per SPBU. Namun karena saat ini selisih harga cukup tinggi, yakni Rp950/liter sehingga banyak orang kembali beralih menggunakan premium.

Tak dimungkiri, pembatasan alokasi premium ini berpengaruh terhadap penjualan pertalite. Oleh karena itu, penjualan premium yang biasanya 7 KL turun menjadi 6 KL per hari sedangkan penjualan pertalite naik dari 8 KL menjadi 9 KL per hari.

Berdasarkan pantauan, ada salah satu petugas SPBU di Sukoharjo mengatakan premium habis sehingga disarankan untuk membeli BBM (bahan bakar minyak) jenis lain.

Media and Relations Pertamina Jawa Bagian Tengah (JBT), Muslim Dharmawan, mengatakan seperti halnya elpiji 3 kg, premium juga merupakan penugasan dari pemerintah. Oleh karena itu, kuota penyaluran premium dalam setahun sudah ditentukan oleh pemerintah dan Pertamina tinggal mendistribusikan.

“Kami berkomitmen untuk menyalurkan BBM  khusus penugasan kepada masyarakat. Namun hal ini tetap harus menyesuaikan alokasi pemerintah. Apabila ada pengurangan pasokan, itu bukan karena Pertamina ingin supaya masyarakat beralih ke BBM jenis tertentu tapi karena memang alokasinya terbatas,” terang dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya