SOLOPOS.COM - Managing Editor Detikcom, Fuad Fariz, menyampaikan materi pada Workshop Digital Journalism saat acara Detikcom goes to Campus di Universitas Sebelas Maret (UNS), Solo, Selasa (3/3/2020). (Solopos/M. Ferri Setiawan)

Solopos.com, SOLO - Seringkali masyarakat membeli produk karena persepsi atas brand produk tersebut dan bukan semata-mata karena produk sebagai benda. Ini disebabkan karena brand atau merek ini telah dibangun dengan tujuan yang kuat oleh produsennya.

Hal itu diungkapkan Creative Branding Evangelist di by.U Indonesia, Evitas Purnamasari saat mengisi workshop Detikcom Goes to CampusMembangun Karakter Brand dalam Bentuk Visual” di Gedung LPPM Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (3/3/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seruan MUI Tangkal Virus Corona: Baca Doa Qunut dan Berwudu

Saat memaparkan di depan ratusan peserta dari kalangan mahasiswa ini, Evita mengatakan ada dua macam brand utama, yakni brand purpose dan brand identioty. “Brand purpose itu tujuan kenapa brand dibikin, lalu akan diturunkan ke brand identity. Ini lebih mudah untuk ceritakan kepada pelanggan ini brand apa. Brand identity itu misalnya logo, warna, tagline, jingle, dan lainnya.,” ujarnya.

Dalam kaca mata pembangunan brand, pelanggan tidak membeli produk karena produk itu apa, tetapi kenapa produk ini dibikin. Misalnya, brand purpose sebuah produk sabun dibuat untuk menjaga kesehatan kulit, maka orang yang akan membeli nanti juga punya persepsi yang sama.

Terasa Luas di Lahan Sempit? Begini Konsepnya

“Ini butuh konsistensi juga. Sehingga ketika membuat konten brand di sosial media, bill board, poster, dan semuanya juga harus sesuai.”

Sementara itu, pembicara lainnya, Lead Brand Designer Detikcom, Taskia Putri Andira mengatakan, sebuah logo yang dibuat tanpa makna tidak lebih dari sekadar dekorasi. Sebaliknya, logo yang dibuat dengan tujuan kuat, akan memiliki nilai yang tinggi untuk menjadi bagian dari brand atau merek.

Sementara itu, salah satu peserta workshop, Widy Dwi Ajimahendra mengaku kegiatan ini sangat bermanfaat dan menambah wawasannya tentang brand. “Saya jadi tambah wawasan soal filosofi dari sebuah brand. Yang paling penting bagi saya adalah jadi tahu bahwa adalah sebelum membuat menentukan brand, kita harus tahu tujuan dan siapa target pasar yang akan dibidik dari brand itu nantinya,” ujar mahasiswa Prodi Seni Rupa Murni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) UNS ini.

Harga Masker di Sragen Tembus Rp6.000/Lembar Akibat Virus Corona

Di sisi lain, pada Detikcom Goes to Campus hari pertama ini di gedung yang sama juga dilangsungkan workshop Digital Journalism, rekrutmen terbuka, dan Dvideocaster Hunt. Supervisor Brand Communication Detikcom, Endzico menilai peserta antusias mengikuti acara-acara Detikcom Goes to Campus tersebut.

“Ini bagus. Peserta antusias baget ngikutin workshopnya, baik yang Digital Journalism maupun workshop Membangun Karakter Brand dalam Bentuk Visual. Yang rekrutmen juga dimanfaatkan pengunjung. Yang Dvideocaster ini juga sudah ada enam orang yang bakal diseleksi lagi besok [hari ini] pada Detikcom Goes to Campus hari kedua di acara Dyouthizen di UNS juga,” ujarnya.

Endzico yang akrab disapa Ico ini menambahkan, Dyouthizen akan menghadirkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (Risma) dan stand up comedian/Youtuber, Raditya Dika. Detikcom Goes to Campus akan dilanjutkan di Semarang, Surabaya, Malang, Jogja, Bandung, dan Jakarta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya