SOLOPOS.COM - Bakso hitam di Warung Sosmed Sukoharjo. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Warung bakso Sosmed di Sukoharjo menawarkan bakso yang unik karena berwarna hitam.

Solopos.com, SUKOHARJO — Empat meja kayu berjejer rapi di rumah toko (ruko) di pinggir Jl. Veteran tepatnya di sekitar Simpang Empat Carikan, Sukoharjo. Terdapat gerobak yang berisi mi, bakso, serta tahu. Asap mengepul saat tutup panci dibuka. Seketika aroma sedap langsung menguar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Saat siang hari, warung bakso Sosmed itu selalu dijubeli pengunjung yang ingin menikmati kelezatan bakso hitam. Olahan daging sapi berbentuk bola itu berbeda dengan bakso di warung lainnya. Bakso itu berwarna hitam legam.

“Saya kewalahan saat melayani pembeli yang membeludak. Mereka penasaran dengan bakso hitam yang belum pernah dijumpai di Sukoharjo,” kata pemilik warung bakso Sosmed, Putra Raharja, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (5/3/2018).

Bakso hitam itu dibuat dari campuran daging sapi dan arang bambu Jepang atau charcoal bamboo. Arang bambu Jepang mengandung zat karbon yang memiliki khasiat kesehatan untuk tubuh manusia yakni detoksifikasi.

Bakso hitam di Warung Sosmed Sukoharjo. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Bakso hitam di Warung Sosmed Sukoharjo. (Bony Eko Wicaksono/JIBI/Solopos)

Saban hari, Putra membutuhkan empat kilogram (kg) daging sapi dan dua kilogram arang bambu Jepang. Daging sapi itu dihaluskan dengan cara diblender hingga lembut. Kemudian daging sapi dicampur arang bambu Jepang.

“Proses pembuatan bakso hitam tak berbeda jauh dibanding bakso biasa. Perbedaannya terletak pada rasa yang lebih kenyal dan memiliki manfaat bagi tubuh apabila dikonsumsi,” ujar dia.

Warga Kelurahan Banmati, Kecamatan Sukoharjo, ini belajar membuat bakso hitam saat merantau di Padang, Sumatra Barat, pada 2016. Kala itu, ia membuka warung bakso di tanah perantauan dengan berinovasi membuat bakso hitam secara autodidak.

Putra lantas memilih pulang ke kampung halaman pada awal Januari 2018. Dia membuka warung bakso hitam di Kabupaten Jamu. “Rata-rata ada 200 porsi-250 porsi bakso hitam yang dijual setiap hari. Harga bakso hitam Rp12.000 per porsi. Omzet penjualan sehari mencapai Rp2,5 juta,” papar dia.

Menariknya, setiap pembeli mendapatkan satu kupon undian berhadiah kuota data 30 GB. Mereka diminta mengisi identitas diri dan memasukkan kupon undian ke dalam kotak. Doorprize itu diundi setiap bulan untuk menarik konsumen di Kabupaten Jamu.

Sementara itu, seorang pembeli bakso hitam asal Desa Toriyo, Kecamatan Bendosari, Anika, mengaku penasaran ingin menikmati kuliner bakso hitam. Anika baru kali pertama mencicipi gurihnya bakso hitam.

Dia berencana mengajak keluarganya untuk berkumpul sembari menikmati bakso hitam. “Rasanya gurih hanya lebih kenyal. Sama enaknya dibanding bakso biasa kok,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya