SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Kuliner Solo di Gladak Langen Boga ternyata menyisipkan masalah tak kompaknya pedagang.

Solopos.com, SOLO – Ketidakkompakan pedagang membuka selter membuat kawasan kuliner Gladak Langen Boga (Galabo) sisi timur sepi pengunjung pada siang hari.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Hal tersebut disampaikan salah satu pedagang di kawasan kuliner Galabo, Lami, saat berbincang dengan solopos.com di selternya, Kamis (26/5/2016) siang. Menurut dia, banyaknya pedagang yang tidak kompak untuk berjualan membuat kawasan kuliner Galabo sisi timur sepi pengunjung. Lami menilai masyarakat lebih memilih bersinggah di kawasan kuliner Galabo sisi barat yang ramai dengan pedagang.

“Pedagang tidak kompak berjualan jadi di sini berubah sepi. Idealnya semua pedagang memang perlu buka [berjualan]. Kalau bisa seperti itu, saya yakin kawasan sini [Galabo timur] pasti bisa ramai pengunjung seperti yang terjadi di barat sana,” kata Lami.

Pantauan solopos.com, Kamis siang, enam gerobak di masing-masing selter tidak digunakan unruk berjualan. Bahkan dua selter diantaranya dalam kondisi kotor.

Banyak sampah daun dan debu yang menumpuk di lantai. Lami mengaku tidak mengetahui alasan sejumlah pedagang tidak berjualan. Menurut dia, gerobak-gerobak tersebut telah mempunyai pemilik masing-masing.

“Saya tidak tahu kenapa mereka tidak berjualan. Kami hanya berharap pedagang lain yang tidak rutin berjualan bisa kembali lagi ke selter. Keberadaan pedagang lain tentu mempengaruhi kedatangan pengunjung. Masyarakat pasti tertarik datang ke sini [Galabo timur] kalau ada pilihan makanan yang tersedia,” papar Lami.

Senada, pedagang Galabo sisi timur lainbya, Wahono, 39, menilai kondisi sepi pedagang membuat Galabo sisi timur juga sepi pengunjung. Menurut dia, masyarakat cenderung lebih memilih singgah di Galabo sisi barat yang dihuni banyak pedagang pada siang hari. Wahono berharap pedagang bisa terus berjualan untuk saling meramaikan pengunjung selter Galabo di sisi timur.

“Kami tidak bisa memaksa pedagang untuk tetap berjualan. Mungkin saja mereka ada yang kesulitan dalam mencukupi modal usaha. Apalagi setelah Jl. Mayor Sunaryo jadi satu arah, kawasan Galabo jadi sepi pengunjung. Kami yang masih bertahan hanya bisa berharap pedagang bisa kembali berjualan kembali. Pemerintah juga turut membina pedagang,” ujar Wanoho.

Wahono tidak begitu mengetahui kondisi kawasan Galabo sisi timur pada malam hari. Dia hanya berjualan pada siang hari. Wahono khawatir pedagang lain tidak lagi sering berjualan sehingga menyebabkan kawasan Galabo sisi timur semakin sepi sehingga tidak lagi dilirik masyarakat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya