SOLOPOS.COM - Karyawan Pasar Ikan dan Resto Balekambang menawarkan ikan laut segar kepada pengunjung Bazar Ikan Murah, Sabtu (14/12/2013). (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Bahan pangan hasil laut atau seafood jarang dijadikan menu rutin, terutama bagi masyarakat Solo yang secara geografis jauh dari Laut. Alasannya, seafood identik dengan harga yang mahal. Nyatanya, adagium itu tak selalu benar.

Barakuda Telur Asin yang disajikan di Pasar Ikan Balekambang. (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Barakuda Telur Asin yang disajikan di Pasar Ikan Balekambang. (Farid Syafrodhi/JIBI/Solopos)

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Pasar Ikan Balekambang, Solo, bisa menjadi alternatif untuk mendapatkan ikan segar dengan harga yang relatif terjangkau. “Semua ikan diambil langsung dari nelayan di pantai utara, seperti Semarang, Demak dan Rembang. Sebelum pasar ikan ini buka, saya sudah roadshow mendatangi tempat pelelangan ikan (TPI) dan nelayan untuk survei ikan apa saja yang dijual dan harganya berapa, karena saya menginginkan harga ikan yang terjangkau. Pas survei ternyata ada ikan yang harganya sekilo hanya Rp3.000,” ujar Setyowati Nur Arifah alias Ifah, pengelola Pasar Ikan dan Resto Balekambang, kepada Solopos.com, Rabu (4/12/2013).

Menurut Ifah, harga ikan cukup murah. Kendalanya hanya pada ketersediaan, karakter nelayan dan musim. Bila musimnya sedang tidak bagus, banyak nelayan yang tidak melaut, sehingga ia menyimpulkan tidak ada ikan laut yang setiap musim ada. Tujuan pembangunan pasar ikan, kata dia, adalah untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat. Secara kultural, imbuhnya, orang Solo belum terbiasa makan ikan laut.

Tingkat konsumsi ikan laut di Solo termasuk terendah se-Indonesia, yakni hanya 9 kilogram (kg) per kapita per tahun. Sementara secara nasional sudah di atas 40 kg per kapita per tahun. “Orang Solo kalau bilang iwak kan (maksudnya) iwak pitik [daging ayam], bukan iwak [ikan] laut,” terang Ifah.

Karena tujuannya adalah untuk meningkatkan konsumsi ikan di masyarakat, dia tidak mengemas pasar ikan maupun resto Balekambang agar bercitra eksklusif. Tujuannya agar sebanyak mungkin masyarakat datang ke tempat tersebut karena ikan yang dijual harganya terjangkau.

Ia juga mengkampanyekan manfaat ikan laut untuk perkembangan otak anak-anak karena saat ini anak-anak lebih banyak tertarik junk food. Para orang tua juga jarang berpikir untuk mengajak anaknya makan makanan yang sehat. Bila saat ini anak-anak banyak yang makan ikan, pengaruhnya baru terasa pada 15 tahun ke depan dengan kecerdasan di atas anak-anak yang jarang makan ikan laut. “Saya membuktikan sendiri kepada anak saya yang saat ini usianya dua tahun. Malah sejak hamil saya membiasakan diri makan ikan,” papar dia.

Pihaknya juga mengedukasi masyarakat dengan menggencarkan kampanye nilai gizi ikan. Pasalnya hampir semua bagian ikan mulai dari ekor hingga kepala bernilai gizi tinggi. Setelah memberikan wawasan manfaat ikan, selanjutnya yakni mengedukasi ibu-ibu untuk membuat makanan yang enak untuk anak-anak. “Biasanya ibu-ibu tidak mau repot memasak ikan. Padahal ikan bisa dibuat fillet, nugget, otak-otak dan sosis yang digemari anak-anak,” ujar Ifah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya