SOLOPOS.COM - Ilustrasi memasak rendang (wendall.org)

Solopos.com, LONDON — Seratus juru masak perwakilan hotel, toko serba ada, pemilik dan operator restoran Indonesia serta Belanda, asosiasi koki, serta importir produk Indonesia mengikuti Indonesian Cooking Workshop 30 Indonesian Traditional Culinary Icons di Kookerey Culinary Collage, Noordwijkerhout, Belanda.

Lokakarya memasak atau cooking workshop digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dalam rangkaian pameran Pariwisata Vakantiebeurs (Vb) yang berlangsung di Utreach, Belanda. Demikian Sekretaris I KBRI Den Haag Danang Waskito sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara di London, Minggu (19/1/2014).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dikatakannya kegiatan Indonesian Cooking Workshop 30 Indonesian Traditional Culinary Icons di Kookerey Culinary Collage, Noordwijkerhout, Kamis (16/1/2014), menghadirkan chef (juru masak) terkemuka di Inonesia Vindex Tengker. Kegiatan dibuka bersama Wakil Menparekraf Sapta Nirwandar beserta Dubes RI di Den Haag Retno L.P. Marsudi, dan Wali Kota (Loco Burgemeester) Noordwijkerhout Mr. Hans Knapp. Hadir pula dalam kesempatan itu Dirjen Pemasaran Pariwisata Esthy Reko Astuty.

Dalam sambutan pembukanya, Dubes Retno Marsudi menjelaskan berbagai upaya KBRI Den Haag dalam mempromosikan kuliner Indonesia di Belanda sehingga makanan Indonesia menjadi “makanan kedua” bagi orang Belanda. Keberadaan kuliner Indonesia di Belanda juga mempunyai dampak positif bagi Indonesia dan Belanda, termasuk dari sisi bisnis dan perdagangan.

Wali Kota Hans Knapp menyampaikan apresiasi penyelenggaraan kegiatan pengenalan kuliner Indonesia di wilayahnya dan menjelaskan beberapa potensi kerja sama di wilayah Noordwijkerhout, misalnya kesehatan (ramuan tradisional), maupun perdagangan bumbu masak Indonesia.

Sementara itu, Wamen Sapta Nirwandar menggarisbawahi keterkaitan kuliner dengan industri pariwisata serta upaya Pemerintah Indonesia dalam mempromosikan 30 IKTI (Ikon Kuliner Tradisional Indonesia) sebagai daya tarik pariwisata, mengingat kuliner telah menjadi bagian dari life style atau gaya hidup pariwisata.

“Kemudahan ketersediaan bumbu-bumbu Indonesia di Belanda perlu diikuti dengan promosi otentisitas atau keaslian rasa makanan atau masakan Indonesia,” ujarnya.

Selama kegiatan, peserta acara memasak dibagi menjadi sepuluh kelompok yang terdiri atas 2-3 chef Belanda dan chef restoran masakan Indonesia dengan masing-masing seorang pendamping dari Indonesian Chef Association (ICA) Belanda serta asosiasi lainnya. Para peserta mempelajari bumbu-bumbu yang diperlukan dan cara memasak empat jenis kuliner Indonesia, yaitu rendang, ayam panggang bumbu rujak, sate maranggi dan sate lilit.

Acara berlangsung meriah dengan masing-masing tim mencoba membuat empat jenis makanan yang ditetapkan dengan takaran dan jenis bumbu yang sama sesuai dengan petunjuk 30 ITKI. Diharapkan dari kegiatan tersebut, para peserta khususnya chef Belanda semakin mengenal cara memasak kuliner Indonesia, dan rasa otentik hasil olahan kuliner Nusantara, serta semakin memperkuat jejaring promosi kuliner Indonesia di Belanda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya