SOLOPOS.COM - Jumiyati berusaha mengolah gula batok menjadi gula kristal atau gula semut di rumahnya, Dusun Papak, Desa Kalirejo, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Rabu (16/8/2071). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Kulonprogo mengenai pemanfaatan nira.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Musim kemarau membuat produksi nira kelapa mengalami penurunan. Meski begitu, para perajin gula kelapa di wilayah Kokap tetap bertahan membuat gula kelapa dengan bahan seadanya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Wilayah Kecamatan Kokap dikenal sebagai sentra gula kelapa di Kulonprogo, salah satunya di Dusun Papak, Desa Kalirejo. Beberapa warga setempat telaten mengolah nira menjadi gula, baik yang dicetak dengan batok kelapa maupun berbentuk kristal. “Kalau dibuat kristal, harganya lebih tinggi. Biasanya pada nyebut gula semut,” kata Jumiyati, Rabu (16/8/2017).

Jumiyati mengungkapkan, musim kemarau membuat hasil sadapan nira kelapa menurun hingga 50 persen. Kondisi itu jelas berpengaruh terhadap volume produksi gula kelapa. Sebelumnya, Jumiyati mengaku bisa menghasilkan gula semut hingga 30 kilogram (kg) untuk sekali produksi. Hanya saja akhir-akhir ini hanya 15-20 kg.

Di sisi lain, harga gula kelapa juga ikut turun. Gula batok yang sebelumnya Rp15.000 – Rp17.000 turun menjadi Rp10.000 – Rp11.000 per kg, sedangkan gua semut turun dari Rp17.000 – Rp20.000 menjadi Rp15.000 per kg.

Namun, Jumiyati dan kawan-kawan punya strategi khusus agar tetap bisa bertahan di tengah minimnya bahan baku dan rendahnya harga. Gula batok mereka olah kembali agar menjadi gula semut. Dengan begitu, mereka bisa menjualnya lagi dengan harga yang lebih tinggi sehingga keuntungan yang didapat bisa sedikit bertambah. “Selisihnya harganya bisa sekitar Rp3.000 sampai Rp4.000 per kg. Makanya saya bikin jadi kristal,” ujar dia.

Sementara itu, kalangan pengepul gula kelapa membenarkan jika produksi nira cenderung menurun saat musim kemarau. “Produksi gula batok dan kristal stoknya juga jadi turun sampai 50 persen. Biasanya kita ada stok sekitar 100 kg per hari. Tapi kalau lagi musim begini jadi cuma 50 kg,” ucap Sukismiyati, pengepul di wilayah Kalibuko II, Kalirejo, Kokap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya