SOLOPOS.COM - Herlya Mariza Diah Pratama (Lia) menunjukkan Tandur Lumut di Atrium Malioboro Mall, Jumat (29/9/2017). Tandur Lumut merupakan olahan makanan dari beras ketan dan durian. (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Jogja berupa ketan dan durian

Harianjogja.com, JOGJA-Ketan yang biasa dimasak menjadi lemper dengan paduan daging suir di dalamnya, oleh Herlya Mariza Diah Pratama bisa diolah menjadi makanan sehat dengan topping saus duren. Perempuan 35 tahun ini pun menamainya dengan makanan Tandur Lumut.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Tandur Lumut itu kepanjangannya ketan duren lumer di mulut,” kata Lia ditemui saat mengikuti festival kuliner di Malioboro Mall, Jumat (29/9/2017).

Usaha Tandur Lumut baru ia mulai setahun lalu. Sebagai perempuan yang sudah lama membuka bisnis catering, ia selalu tergelitik untuk menciptakan makanan-makanan sehat bercitarasa nusantara. Baginya, ketan adalah salah satu jenis beras yang lekat dengan masyarakat Indonesia, begitu juga dengan durian sebagai buah yang banyak ditemukan di Asia.

Terinspirasi dari menu cemilan yang sebelumnya pernah ia ciptakan yaitu mangoes sticky rice, perempuan kelahiran Lampung inipun ingin menyajikan olahan yang berbeda tetapi tetap berbahan dasar ketan. “Maka saya pilih rasa lain yaitu duren. Durennya dari Medan yang memang rasanya kualitas satu,” kata Lia.

Untuk menciptakan Tandur Lumut ini, Lia cukup membutuhkan waktu tiga jam. Beras ketan dimasak sebagaimana memasak lemper yaitu dikukus dengan campuran santan serta beberapa bumbu rahasia. Setelah itu di durian ia larutkan untuk diolah menjadi saus. “Sausnya tinggal di siram aja di atas ketan,” lanjutnya.

Lia tidak menggunakan pewarna, pemanis buatan, dan pengawet. Semua makanan yang dibuatnya disajikan dengan bumbu olahan sendiri. Menurutnya, cara tersebut menjadi bentuk membangun loyalitas dan kepercayaan konsumen. Hal itu pula yang menurutnya membuat Tandur Lumut mudah diterima konsumen.

Perempuan yang membuka usahanya di Dusun Drono, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman ini menjual Tandur Lumut dengan harga Rp15.000 per porsi. Sekalipun harga durian mahal, ia tidak pernah menaikkan harga jual maupun menurunkan komposisi durian yang digunakan. Hal ini bertujuan untuk menyamakan kualitas rasa dan harga.

Kudapan nusantara yang disajikan secara premium ini mampu bertahan sampai tiga hari. Selama ini, ia bisa melayani pesanan sampai 200 biji per bulan. Selain memasarkan melalui offline secara getok tular, Lia juga mempromosikan Tandur Lumut melalui Instagram.

Lia mengatakan, selama produksi Tandur Lumut, ia tidak mengalami kendala modal, produksi, maupun pemasaran. Hanya saja tantangan dalam menjalani bisnis kuliner terletak pada tuntutan daya kreativitas dan inovasi yang tinggi. “Dunia kuliner itu kan berkembang dengan beragam macam rasa dan jenisnya. Maka kita harus kreatif dan inovatif. Kita harus bisa berkompetisi di rasa,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya