SOLOPOS.COM - William Wongso. (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Kuliner Indonesia memiliki filosofi dari setiap masakan.

Harianjogja.com, SLEMAN — Pakar kuliner Indonesia William Wongso mengenalkan buku mengenai kekayaan kuliner tradisional Indonesia berjudul Flavors of Indonesia. Melalui buku tersebut, William Wongso ingin berbagi mengenai setiap filosofi dari sebuah sajian tradisional.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ia mengatakan secara umum, buku mengenai masakan biasanya disajikan dalam bentuk buku masak yang di dalamnya terdapat resep-resep. Namun, Indonesia tidak bisa tampil hanya dalam buku masak.

“Indonesia punya kedalaman kultur budaya masakan,” kata dia kepada Harianjogja.com di Sasanti Restaurant, Jl Palagan, Sleman, Sabtu (16/7/2016).

Ekspedisi Mudik 2024

William Wongso menampilkan kearifan lokal dari setiap tradisi serta personifikasi dari orang-orang yang berjasa meneruskan tradisi kuliner warisan budaya. Kekayaan cita rasa dalam kuliner Indonesia tidak bisa dirasakan hanya mencari di internet. Untuk merasakan kekayaan rasa itu, orang asing harus datang ke Indonesia.

Ia menegaskan jika buku yang diluncurkannya bukan buku masak meskipun ada resep di dalamnya. Ia ingin menyajikan sebuah tradisi kuliner yang mendalam. Ia mengupas segala sesuatu tentang kuliner baik praktisi, tradisi, maupun bahan baku di belakang suksesnya cita rasa makanan tradisional.

“Kita biasanya cuma melihat makanannya tetapi tidak tahu filosofinya,” kata dia.

Kekayaan cita rasa itu juga berkaitan erat dengan pasar tradisional. Keberadaan pasar tradisional tidak boleh diabaikan karena pasar tradisional menunjukkan citra khas setiap daerah. Ada bahan-bahan khas yang tidak akan ditemukan di pasar tradisional lainnya.

Benahi Pendidikan Boga
Kekayaan cita rasa itu harus dipertahankan. Saat ini, ia merasa juru masak generasi muda yang menguasai masakan Indonesia jumlahnya tidak banyak. Hal itu juga dampak dari pendidikan jurusan boga yang berkembang saat ini. William Wongso merasa pendidikan jurusan boga harus ditinjau lagi dan memberikan porsi masakan Indonesia lebih banyak. Pembinaan kepada anak-anak muda perlu dilakukan.

“Saya membina orang-orang muda di daerah untuk bisa menyajikan masakan tradisional Indonesia. Tour guide selama ini enggak ada yang tahu kuliner,” kata dia.

Ia mengatakan, tidak salah jika juru masak Indonesia belajar masakan luar negeri. Namun, mereka juga harus belajar masakan tradisional Indonesia.

“Kalau enggak bisa masak masakan tradisional Indonesia kok kesannya kurang greget dan enggak respect [menghormati],” kata dia.
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Hilmar Farid mengatakan dalam tubuh Kemendikbud ada bagian yang menyoroti tradisi gastronomi tetapi diakui bagian tersebut kurang mendapatkan perhatian yang cukup.

“Ini [peluncuran buku] merupakan awal yang baik untuk dunia gastronomi. Saya harap buku ini bisa jadi semacam pegangan,” ucap dia.

Ia mengungkapkan, peluncuran buku tersebut, harus dikaitkan dengan bidang industri kuliner sehingga bisa semakin maju. Indonesia memiliki kekayaan kuliner yang merupakan potensi. Masakan Indonesia pun bisa disajikan secara fine dining. Turut hadir dalam acara tersebut Kepala Balai Pelestari Nilai Budaya DIY Christriati Aryani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya