SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Madiunpos.com, MADIUN — Kue manco merupakan salah satu jajanan khas Madiun. Pusat produksi kue manco ini ada di Desa Tambakmas, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.

Menurut cerita yang beredar di masyarakat, kue manco ini merupakan salah satu jajanan keluarga kerajaan Gelang-Gelang di Dolopo, Kabupaten Madiun.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Sekretaris Desa Tambakmas, Heri Dwi Hartoyo, mengatakan konon kue manco merupakan jajanan yang disajikan abdi dalem kepada keluarga kerajaan. Pembuatan kue manco pada zaman itu dilakukan abdi dalem kerajaan di Desa Tambakmas.

“Itu masih konon ya. Karena cerita yang beredar di masyarakat memang seperti itu. Kue manco ini awalnya jajanan keluarga kerajaan Gelang-Gelang,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com, Sabtu (29/6/2019).

Heri menuturkan pada zaman itu kue manco dengan ciri khas legit dan lengket itu hanya memiliki satu varian yaitu kue manco bertoping tepung beras. Para leluhur memaknai manis dalam kue manco itu sebagai manisnya kebersamaan dan lengket berarti kedekatan masyarakat kerajaan Gelang-Gelang kala itu.

Namun, ujarnya, dalam perkembangan jajanan kue manco kemudian bisa dinikmati masyarakat secara umum. Bahkan saat ini masyarakat telah mengembangkan kue manco ini dari yang hanya satu varian saja menjadi tiga varian rasa.

Dia menegaskan pemerintah desa berupaya mengembangkan dan mengangkat potensi ini. Di Desa Tambakmas, jumlah pengusaha kue manco ini ada sekitar 25 orang. Produk kue manco sudah dijual di berbagai daerah seperti Madiun, Ponorogo, hingga Magetan.

Seorang pembuat kue manco, Gemi, 58, mengatakan dirinya sudah mulai memproduksi kue manco sejak tahun 1976. Kemampuannya membuat kue manco didapatkan dari orang tuanya yang sebelumnya juga merupakan pembuat kue manco.

Bahan kue manco ini terdiri dari tepung ketan, gula jawa, dan tepung beras. Proses pembuatan kue manco ini masih dilakukan secara tradisional. Kecuali, dalam pembuatan tepung.

“Bahan kue manco ini setelah setengah jadi kemudian dijemur. Tapi tidak sampai kering. Kemudian diangkat dan dipotong berbentuk segitiga. Setelah itu dijemur lagi sampai kering. Setelah kering kemudian digoreng. Saat matang kue manco dilumuri cairan gula jawa,” jelasnya.

Kue manco setelah digoreng bentuknya akan mengembung. Setelah dilumuri cairan gula jawa baru diberi topping, bisa wijen, kacang, dan lainnya.

Gemi bersyukur jajanan jadul ini masih bisa bertahan sampai sekarang. Bahkan ada tren peningkatan. Dalam sehari, ia mampu menghabiskan 10 kg tepung untuk membuat kue manco.

Peningkatan produksi terjadi pada saat Lebaran. Pada Lebaran tahun ini, Gemi mengaku menghabiskan 60 karung wijen untuk topping kue manco.

“Saya jualnya di wilayah Madiun, Ponorogo, dan Magetan. Kue manco ini biasanya digunakan untuk oleh-oleh,” ujarnya.

Silakan KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Madiun Raya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya