SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi di tengah KTT ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Sabtu (21/11/2015). (JIBI/Reuters)

KTT ASEAN yang ke-27 digelar di Kuala Lumpur ,Malaysia.

Solopos.com, KUALA LUMPUR– Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan negara-negara anggota ASEAN perlu meningkatkan kerja sama dalam hal intelijen dan perkuatan peraturan hukum.

Promosi BRI Sukses Jual SBN SR020 hingga Tembus Rp1,5 Triliun

“ASEAN perlu meningkatkan kerja sama intelijen dan melakukan kerja sama dalam memperkuat peraturan hukum,” ujar Presiden ketika memberikan intervensi pada Persidangan Pleno KTT ke-27 ASEAN di KLCC, Kuala Lumpur Malaysia, Sabtu (21/11/2015).

Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa dalam beberapa hari ini dunia dikejutkan oleh kabar duka dari aksi kekerasan yang terjadi di beberapa negara.

Ekspedisi Mudik 2024

Untuk itu, Presiden Jokowi meminta dilakukan kerja sama yang lebih baik di bidang implementasi ASEAN Convention on Counter Terrorism.

Selain isu terorisme, Presiden menyoroti penanganan migrasi irregular dan Laut Tiongkok Selatan.

Khusus mengenai hal itu, Presiden RI menekankan perdamaian dan keamanan Laut Tiongkok Selatan harus tercipta dan hukum internasional harus dihormati.

Mengenai kebakaran hutan yang baru saja terjadi di Indonesia, Presiden menegaskan Pemerintah Indonesia memberikan perhatian besar.

“Sebagai Presiden Republik Indonesia, saya memberikan perhatian besar pada pengendalian kebakaran hutan yang menjadi lebih buruk karena pengaruh El Nino,” ujar Presiden Jokowi.

Semua upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, yaitu pemadaman darat dan udara dan telah dikerahkan lebih dari 30.000 personel, memodifikasi cuaca dan 325 ton garam sudah ditebar dengan menggunakan 4 unit pesawat.

Selain itu juga dilakukan water bombing dan 120 juta liter air telah disiramkan dengan menggunakan 23 unit helikopter, beberapa negara juga membantu Indonesia, termasuk Singapura dan Malaysia, dan proses hukum yang tegas telah dilakukan.

Ke depan, Presiden menjelaskan bahwa dirinya telah menyusun langkah-langkah penting, yaitu penyusunan One Map Policy, menetapkan moratorium izin pemanfaatan lahan gambut, melakukan review perizinan, serta pemulihan ekosistem gambut.

“Apa yang dialami Indonesia dapat saja terjadi di negara lain,” ucap Presiden.

Sebagai satu asosiasi, kata Presiden, sebagai satu keluarga, dalam kondisi sulit inilah semangat kerja sama diutamakan.

Presiden mengingatkan bahwa 2015 merupakan tahun penting bagi ASEAN dimana Masyarakat ASEAN akan mulai dijalankan.

“Kita akan menjadi satu masyarakat, kebersamaan harus dikedepankan dan kerja sama harus ditonjolkan,” ucap Presiden.

Di saat yang sama, ASEAN sekarang menuju Masyarakat ASEAN 2025.

Menuju ASEAN 2025, kata dia, maka ASEAN harus mampu menjaga kesatuan dan sentralitas dimana dinamika kawasan akan semakin tinggi.

“Tanpa kesatuan dan sentralitas ASEAN, kawasan ini akan menjadi perebutan pengaruh kekuatan besar dan ASEAN harus mampu menghadirkan perdamaian dan kestabilan kawasan,” ujar Presiden.

ASEAN juga harus mampu menjadi organisasi yang lentur dan efisien melalui proses efisiensi pertemuan harus terus dilakukan dan mekanisme untuk tanggap secara cepat dan tepat terhadap perkembangan dunia harus diperkuat.

“ASEAN harus dapat memberikan kontribusi terhadap penyelesaian masalah dunia dan ASEAN ‘must be part of problem solver’,” kata Presiden.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya