SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo menerima Menlu RRT Wang Yi, Senin (3/11/2014). (JIBI/Solopos/Antara/Andika Wahyu)

Solopos.com, BEIJING — Pemerintah Indonesia meminta China untuk menempatkan rencana pembentukan Free Trade Agreement of Asia Pacific (FTAAP) di luar konteks APEC agar tidak merusak konstelasi perdagangan bebas yang sudah ada di kawasan.

Meski demikian, Indonesia belum juga membulatkan pernyataan terkait sikapnya menanggapi ide ambisius China yang digulirkan sebagai agenda utama APEC 2014 tersebut. Padahal, beberapa negara seperti Jepang dan Amerika Serikat sudah menunjukkan sikap kontra.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dirjen Perdagangan Luar Negeri (Daglu) Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi, mengatakan Indonesia sudah memberi catatan kepada China agar wacana FTAAP menguntungkan semua anggota APEC.

“Kami minta agar rencana FTAAP ini dilakukan di luar APEC supaya tidak bersinggungan dengan empat pilar APEC. Mayoritas ekonomi sudah bisa menerima, dan dalam waktu secepatnya akan dibentuk cetak birunya,” jelasnya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (9/11/2014).

Menurutnya, posisi APEC hanya sebagai inkubator dan pemberi masukan intelektual bagi substansi FTAAP. “Indonesia menjadi anggota Gugus Tugas Pengkaji guna memastikan seluruh kepentingan nasional kita terwakili dalam kajian FTAAP.”

Untuk diketahui, pembentukan FTAAP—yang mulai didengungkan sejak 2006—merupakan salah satu dari tiga isu paling krusial selama perhelatan APEC tahun ini. Dua agenda lain yang menjadi titik tekan, kata Bachrul Chairi, adalah rantai nilai global dan konektivitas.

Sementara itu, beberapa negara khawatir wacana besar China tersebut akan mendistorsi bermacam-macam perundingan yang sedang dan telah berjalan di sela-sela APEC, termasuk negosiasi TPP dan RCEP yang saat ini sedang mengalami fase impasse.

Direktur APEC Kemendag, Deny W. Kurnia, menuturkan Indonesia belum menentukan sikap setuju atau tidak tentang wacana FTAAP. Tapi telah memberi catatan-catatan yang akan menjadi annex untuk deklarasi para kepala ekonomi di APEC Leaders Week awal pekan ini.

Dia menilai digulirkannya isu terkait pembentukan FTAAP adalah cara Negeri Tirai Bambu dalam menunjukkan kekuatannya sebagai tuan rumah APEC 2014. Di samping itu, secara ekonomi China sudah lebih dari siap untuk bertarung dalam perdagangan bebas.

“Selain itu, China ingin supaya mereka tidak dikucilkan dalam perundingan free trade agreement di kawasan, karena mereka tidak diajak di dalam negosiasi TPP. Jadi ini menjadi semacam tekanan bagi AS.”

Meskipun saat ini China sudah tergabung dalam negosiasi RCEP, negara tersebut berambisi menggabungkan kekuatan RCEP dan TPP. Karena dengan demikian, kapasitas ekonomi gabungan kedua kubu FTA tersebut akan mendominasi 54% dari total PDB dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya