SOLOPOS.COM - Rektor ITK, Prof Budi Santoso Purwokartiko. (Itk.ac.id)

Solopos.com, SOLO – Rektor Institut Teknologi Kalimantan atau ITK, Prof Budi Santosa Purwokartiko, menuai kontroversi akibat status di akun media sosialnya yang menyebut mahasiswi berhijab sama dengan manusia gurun.

Kicauan itu disampaikan berkaitan dengan mahasiswi berhijab yang menjadi peserta beasiswa LPDP. Status itu ditulis setelah dia mewawancarai sejumlah mahasiswa yang mengikuti seleksi beasiswa LPDP melalui akun Facebok pribadinya, Rabu (27/4/2022). Berikut isi status tersebut selengkapnya:

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Saya berkesempatan mewawancara beberapa mahasiswa yang ikut mobilitas mahasiswa ke luar negeri, program Dikti yang dibiayai LPDP ini banyak mendapat perhatian dari para mahasiswa. Mereka adalah anak-anak pinter yang punya kemampuan luar biasa, jika diplot dalam distribusi normal, mereka mungkin termasuk 2,5% sisi kanan populasi mahasiswa.

Tidak satu pun saya mendapatkan mereka ini hobi demo yang ada adalah mahasiswa dengan IP yang luar biasa tinggi di atas 3.5 bahkan beberapa 3.8 dan 3.9. Bahasa Inggris mereka cas cis cus dengan nilai IELTS 8, 8.5 bahkan 9. Duolingo bisa mencapai 140, 145 bahkan ada yang 150 (padahal syarat minimum 100), luar biasa. Mereka juga aktif di organisasi kemahasiswaan (profesional), sosial kemasyarakatan dan asisten lab atau asisten dosen.

Ekspedisi Mudik 2024

Mereka bicara tentang hal-hal yang membumi: apa cita-citanya, minatnya, usaha-usaha untuk mendukung cita-citanya, apa kontribusi untuk masyarakat dan bangsanya, nasionalisme dan sebagainya. Tidak bicara soal langit atau kehidupan sesudah mati. Pilihan kata-katanya juga jauh dari kata-kata langit: insaallah, barakallah, syiar, qadarullah, dan sebagainya. Generasi ini merupakan bonus demografi yang akan mengisi posisi-posisi di BUMN, lembaga pemerintah, dunia pendidikan, sektor swasta beberapa tahun mendatang.

Baca juga: Rektor ITK Sebut Mahasiswi Berjilbab Manusia Gurun, Ini Respons Kampus

Dan kebetulan dari 16 yang saya harus wawancara, hanya ada 2 cowok dan sisanya cewek. Dari 14, ada 2 tidak hadir, jadi 12 mahasiswi yang saya wawancarai, tidak satu pun menutup kepala ala manusia gurun. Otaknya benar-benar openmind, mereka mencari Tuhan ke negara-negara maju seperti Korea, Eropa barat dan US, bukan ke negara yang orang-orangnya pandai bercerita tanpa karya teknologi.

Saya hanya berharap mereka nanti tidak masuk dalam lingkungan yang
– Membuat hal yang mudah jadi sulit
– Bekerja dari satu rapat ke rapat berikutnya tanpa keputusan
– Mementingkan kulit daripada isi
– Menyembah Tuhan tapi lupa pada manusia
– Menerima gaji dari negara tapi merusak negaranya
– Ingin cepat masuk surga tapi sakit tetap cari dokter dan minum obat
– Menggunakan KPI langit sementara urusannya masih hidup di dunia

Semoga tidak tercemar

Baca juga: Isi Status Rektor ITK yang Sebut Mahasiswi Berjilbab Manusia Gurun

Kontroversi

Ujaran yang dilontarkan Budi terserbut menuai kritikan netizen dan membuat gaduh jagat maya. Akibatnya, Rektor ITK itu pun dilaporkan kepada Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Dirut LPDP, Andin Hadiyanto, melalui surat terbuka yang disampaikan Irvan Noviandana, Sabtu (30/4/2022).

“Budi Santosa sebagai pihak yang mewawancarai peserta Program Dikti sebagaimana yang disampaikan pada tulisannya mengatakan kalimat yang bernuansa SARA bahwa ’12 mahasiswi yang diwawancarai tidak ada satupun yang menutup kepala ala manusia gurun sehingga otaknya benar-benar open minded,” kata pernyataan tersebut.

Irvan Noviandana sebagai umat Islam merasa tersinggung dengan pernyataan Prof Budi Santoso yang dinilai merendahkn syariat Islam.

“Kami sebagai umat islam sangat tersinggung dengan perkataan yang disampaikan secara terbuka oleh Pewawancara LPDP karena merendahkan syariat agama kami yang mewajibkan para wanita untuk menutup kepala (berhijab) sebagai bentuk kepatuhan dalam agama,” tambahnya.

Baca juga: Penista Agama, Saifuddin Ibrahim Lulusan Kampus Islam di Solo

Respons Kampus ITK

Menanggapi kontroversi tersebut, pihak kampus ITK pun angkat bicara. Kampus menyebut tulisan Prof Budi Santosa di media sosial itu merupakan tulisan pribadi yang tidak ada hubungannya dengan jabatan sebagai Rektor ITK.

“Oleh karena itu, mohon pemberitaan dan komentar lebih lanjut baik oleh media maupun para netizen tidak mengaitkan dengan institusi ITK, dan awak media atau para netizen dapat langsung berkomunikasi dengan beliau,” demikian respons Kampus Intitut Teknologi Kalimantan yang disampaikan melalui situs web itk.ac.id sebagaimana dikutip Solopos.com, Minggu (1/5/2022).

Baca juga: Yusuf Mansur: Walau Rumah Berlantai Tanah, Saya Dah Punya 2 Kampus

Kontroversi itu pun mendapat komentar menohok dari Menkopolhukam, Mahfud MD. Dia menyebut tindakan Prof Budi Santoso itu tidak bijaksana dan salah besar.

“Model pakaian adalah produk budaya. Maka, menuduh orang pakai penutup kepala seperti jilbab ala Indonesia, Melayu, Jawa, dan lain-lain sebagai manusia gurun adalah salah besar,” tulis Mahfud dalam akun Twitter miliknya.

Mahfud MD menambahkan, penggunaan penutup kepala itu bertujuan untuk menutupi aurat dengan alasan kesopanan yan tidak dapat disimbolkan dengan pemakaian cadar atau gamis yang merupakan atribut orang Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya