SOLOPOS.COM - Ibu rumah tangga asal Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rusmini, 35, memproduksi karak tanpa boraks. (Solopos.com/Indah Septiyaning W.)

Solopos.com, KARANGANYAR — Bagi masyarakat di Jawa Tengah, karak sudah sangat dikenal sebagai makanan pendamping saat menyantap nasi sayur hingga soto.

Sejumlah perajin karak akan membuat makanan tersebut dengan campuran cetitet atau bleng atau boraks. Seperti diketahui, residu zat kimia dari boraks bisa merugikan tubuh apabila dikonsumsi dalam jumlah dan jangka waktu tertentu.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Namun, ibu rumah tangga asal Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Rusmini, 35, memproduksi karak tanpa boraks. Sebagai gantinya, ia menambahkan tepung tapioka.

Penggunaan boraks dalam pembuatan karak biasanya untuk mengenyalkan dan agar lebih tahan lama. “Saya mencoba menggantinya [boraks] dengan tapioka,” katanya kepada Solopos.com, Minggu (9/10/2022).

Dia mengklaim pembuatan karak tanpa boraks dan mengganti dengan tepung tapioka ternyata jauh lebih enak. Tak hanya itu karak yang dihasilkan tetap renyah dan jauh lebih sehat.

Baca Juga : Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Perajin Karak Di Karanganyar Sambat

Ia melabeli karak produksinya dengan Karak Sehat Reva Snack. Dari segi proses pembuatan, lanjut dia, tak jauh berbeda dengan karak yang menggunakan bahan pengawet cetitet. Bedanya, lanjut dia, karak yang menggunakan cetitet biasanya menggunakan nasi sisa.

Berbeda dengan karak sehat bikinan Rusmini. Dia menggunakan beras baru atau bukan nasi basi atau nasi sisa. Kemudian, dia membumbui beras menggunakan ketumbar, bawang putih, dan penyedap rasa.

Lalu tepung tapioka dimasukkan ke bahan setengah jadi saat air beras sudah mau habis. Kemudian, dikukus setengah jam. Terakhir, diulet, dicetak, dan dijemur. “Ada beragam rasa karak yang saya produksi. Ada wortel, jagung, bayam, seledri, dan terasi,” ujar dia.

Dia mengatakan usaha karak sehat ini baru dijalani setahun terakhir. Awalnya penjualan terbatas di wilayah Soloraya. Namun, pemasaran mulai merambah hingga ke Bali.

Baca Juga : Alasan Bu Dwi Tak Naikkan Harga Soto Sewunya Bikin Brebes Mili

Per bulan, dia mampu memproduksi 20 kilogram Karak Sehat. Karak bikinan warga Karanganyar ini dijual Rp35.000 per kg. Namun dia juga menjual kemasan ekonomis Rp15.000 per 250 gram.

Jika dibanding karak biasa, dia mengakui harga Karak Sehat bikinannya lebih mahal. Namun, dia menjamin kualitas dan rasa karak sehat bikinannya ini. Karak Sehat Karanganyar bisa menjadi pilihan bagi masyarakat.

Ketua Perkumpulan Berkat Nama Siwaya, Martinus Dwi Pamudji, mengatakan karak sehat Reva Snack merupakan binaannya bersama Yayasan Putra Setia Nusantara dan Yayasan Omah Kreatif Nusantara Bersatu. Dia mengatakan berbagai upaya dilakukannya untuk pengembangan usaha karak sehat tersebut.

Salah satunya, memasarkan produk tersebut hingga ke wilayah Bali. “Kami kenalkan karak sehat ini lewat pameran UMKM di berbagai daerah,” katanya.

Baca Juga : Ini Kuliner Jatipuro Karanganyar yang akan Obati Kangen Pemudik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya