SOLOPOS.COM - PSS Sleman bermain melawan Persiraja Banda Aceh pada Seri 4 Liga 1 di Stadion I Gusti Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Jumat (7/1/2021). (Liga Indonesia Baru)

Solopos.com, JAKARTA—Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, mengkritik keras pelaksanaan Seri 4 Liga 1 di Bali saat ini. Akmal Marhali menilai banyak fasilitas yang tidak layak untuk menggelar kompetisi profesional.

Dalam keterangan resmi SOS, Senin (10/1/2022), Akmal Marhali mengatakan semula ada harapan besar kompetisi di new normal yang dapat menjadi pondasi kuat, kukuh, kompetitif, sehat, profesional, dan bermartabat. Namun harapan itu belum bisa diwujudkan. Kompetisi sepak bola Indonesia baru sebatas sekadar jalan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Banyak regulasi yang dilanggar, banyak pula kebijakan yang berubah di tengah jalan,” kata Akmal Marhali.

Baca Juga: Kontrak di Madura United Berakhir, Sinyal Fachrudin Gabung Persis Solo

Menurutnya dipilihnya Bali sebagai tuan rumah Seri 4 Liga 1 terkesan dipaksakan. Semula Bali tidak masuk dalam daftar calon tuan rumah sistem bubble to bubble yang ditetapkan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai lokasi Liga 1 yang dibagi menjadi enam seri.

Semula hanya ada Jakarta-Tangerang- Bekasi, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Tetapi tiba-tiba Bali muncul sebagai tuan rumah di tengah jalan menggantikan Jawa Timur. Hingga saat ini belum ada keterangan penyebab pemindahan itu.

Dalam pelaksanaanya Bali menggunakan empat stadion sebagai tuan rumah yakni Stadion Kapten I Wayan Dipta di Kabupaten Gianyar, Stadion I Gusti Ngurah Rai di Kota Denpasar, Stadion Kompyang Sujana di Kota Denpasar, dan Stadion Samudra di Kabupaten Badung.

Baca Juga: Nomenklatur Baru, Rutan Kelas IIB Wonogiri Jadi Lembaga Pemasyarakatan

Dalam keterangan melalui Wakil Ketua Umum, Iwan Budianto, PSSI mengaku telah melakukan verifikasi berupa tiga aspek yang menjadi poin utama. Verifikasi itu meliputi infrastruktur lapangan, lampu, marketing area, serta host broadcaster area.

“Entah model verifikasi apa yang dilakukan. Faktanya, hanya Stadion I Wayan Dipta yang layak, tiga lainnya di bawah standar Liga 1. Mulai dari ruang ganti yang tidak layak, lampu penerangan, sampai soal penyiaran. Bahkan, buat menggelar jumpa pers saja menggunakan tenda portabel. Sudah seperti acara turnamen 17-an antarkampung [tarkam],” imbuh Akmal.

Ia mendorong PSSI dan LIB harus menjelaskan ke publik penyebab ketidaksiapaan Bali menjadi tuan rumah. Ia menilai sangat rugi besar baik materil maupun imaterial jika kompetisi sekadar jalan.

Baca Juga: Hebat! Kranggan Gulirkan Ketahanan Pangan hingga Bank Sampah Online

Wajar, kata Akmal Marhali, ranking kompetisi Indonesia di AFC berada di posisi 24 Asia dan tujuh di ASEAN. Bahkan, untuk verifikasi Liga Champions Asia tak lolos langsung.

“Bagaimana mau mendapatkan timnas yang kuat bila kompetisinya tidak sehat. PSSI harus segera mengambil sikap soal buruknya tata kelola sepak bola nasional,” imbuh dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya