SOLOPOS.COM - Anak-anak membawa senjata saat demonstrasi untuk menunjukkan dukungan mereka kepada milisi Houthi di Sanaa, Yaman, 13 Maret 2015 lalu (JIBI/Solopos/Reuters/ (Mohamed Al-Sayaghi)

Krisis Yaman menelan banyak korban jiwa. 62 Anak-anak dilaporkan tewas akibat perang di negara tersebut.

Solopos.com, SANAA – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk anak-anak, UNICEF, melaporkan setidaknya 62 anak tewas dan 30 terluka dalam konflik yang telah berlangsung sepekan di Yaman.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sebagaimana dilaporkan Newsweek, Rabu (1/4/2015), peperangan meningkat antara milisi Syiah Houthi dengan kelompok Sunni yang setia kepada presiden terguling Abd Rabbuh Mansur Al-Hadi.

Setelah milisi Houthi merangsek ke benteng pertahanannya di bagian selatan Aden, Al-Hadi terpaksa melarikan diri ke sekutu di dunia Arab, pertama ke Riyadh dan kemudian ke Mesir.

Sebuah koalisi yang dipimpin Saudi, yang beranggotakan Mesir, Sudan, Maroko serta sejumlah anggota Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), memulai serangan udara yang dinamai “Operasi Badai Penentu” beberapa hari yang lalu. Tujuan operasi itu untuk melindungi pemerintah yang sah di Yaman.

“Anak-anak sangat membutuhkan perlindungan, dan semua pihak dalam konflik harus melakukan segala yang mereka bisa untuk menjaga keselamatan anak-anak,” kata perwakilan UNICEF untuk Yaman, Julien Harneis.

“Meningkatnya kekerasan dan memburuknya situasi kemanusiaan mengancam kondisi anak-anak di negeri itu yang sudah genting akibat rawan pangan, kekurangan gizi akut, dan meningkatnya perekrutan terhadap anak-anak,” kata lembaga itu.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon juga mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik Yaman untuk melindungi warga sipil.

“Sekjen PBB menegaskan kembali keyakinannya terhadap perlunya penyelesaian konflik melalui cara-cara damai,” kata juru bicara Ban Ki-moon.

Menurut Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), serangan udara awal pekan ini menewaskan 40 orang dan 200 orang luka-luka.

Blokade laut dan udara juga telah diterapkan pada negara ini oleh koalisi yang dipimpin Saudi untuk mencegah keluar-masuknya pejuang atau senjata.

Namun, kata juru bicara Dokter Lintas Batas (MSF) kepada Al Jazeera, blokade ini kemungkinan akan memperburuk situasi kemanusiaan karena sulitnya memasukkan barang-barang yang penting bagi penduduk Yaman. (Irfan Zamzami/JIBI/Solopos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya