SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Reuters/Khaled Abdullah)

Krisis Yaman terus memburuk. Serangan koalisi Arab Saudi makin gencar dan terus menelan korban jiwa, termasuk sipil.

Solopos.com, SANAA — Serangan udara dan pertempuran darat di Yaman selama sehari penuh, Senin (6/7/2015), menewaskan sedikitnya 176 orang, termasuk warga sipil di Yaman.

Promosi Safari Ramadan BUMN 2024 di Jateng dan Sulsel, BRI Gelar Pasar Murah

Pertempuran terjadi di tengah upaya PBB untuk mewujudkan jeda peperangan guna mengalirkan bantuan kemanusian. Utusan PBB di Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, Selasa (7/7/2015), melanjutkan perundingan dengan pejabat milisi Houthi di Sanaa dalam upaya itu.

Ekspedisi Mudik 2024

Kantor berita Saba seperti dilansir Reuters, melaporkan sekitar 63 orang terbunuh akibat serangan udara koalisi pimpinan Arab Saudi di Provinsi Amran. Sebanyak 30 korban di antaranya sedang berada di pasar saat insiden terjadi. Masih di wilayah Amran, sekitar 20 orang tewas saat serangan menyasar sebuah pos pemeriksaan milisi Houthi.

Pesawat tempur koalisi juga meluncurkan serangan di sebuah pasar ternak di kota Al-Foyoush. Serangan itu menelan 60 korban jiwa. Masih di wilayah selatan Yaman, penduduk setempat mengatakan serangan yang diduga menargetkan pos pemeriksaan di jalan Aden-Lahj itu menewaskan 10 anggota milisi Houthi.

Seorang sumber dari suku di Provinsi Marib mengungkapkan, 20 anggota milis Houthi dan prajurit yang bersama mereka tewas akibat serangan udara dan baku tembak. Baku tembak terjadi antara pemberontak dan anggota suku yang mendukung Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi.

Utusan PBB di Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, Selasa (7/7/2015), melanjutkan perundingan dengan pejabat Houthi di Sanaa. Salah satu pejabat Houthi mengatakan serangan pada Senin telah merusak perkembangan upaya perdamaian.

“Meski utusan PBB datang, ada seratus martir dan ratusan terluka. Tidak ada gencatan senjata, jangan mundur, jangan menyerah. Terus, terus melaju pahlawan-pahlawan Yaman, kemenangan akan datang,” tulis Yahya Ali al-Qahoom di akun Twitternya.

Pasukan koalisi meluncurkan serangan udara sejak Maret lalu untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, dan pemerintahannya. Pertempuran di Yaman merenggut 3.000 korban jiwa sejak empat bulan lalu. PBB mengatakan lebih dari 80 persen warga Yaman atau 25 juta orang memerlukan beberapa bentuk bantuan kemanusiaan. Disebut pula peperangan di Yaman sebagai krisis kemanusiaan level 3 atau kategori yang paling parah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya