SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Krisis Yaman mulai menyebabkan rusaknya KBRI di Sanaa.

Solopos.com, SANAA — Serangkaian ledakan melanda Sanaa, ibu kota Yaman, Senin (20/4/2015). Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) dikabarkan turut rusak akibat serangan itu. Bahkan, dua anggota staf Kedubes dikabarkan cedera akibat ledakan itu.

Promosi Cerita Penjual Ayam Kampung di Pati Terbantu Kredit Cepat dari Agen BRILink

Kantor Berita Antara yang mengutip AFP berdasarkan laporan Xinhua menyebutkan serangkaian ledakan itu mengguncang Sanaa setelah pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Arab Saudi melakukan serangkaian serangan udara. Salah satu serangan itu mengenai gudang senjata milik tentara yang bersekutu dengan para pemberontak Houthi.

Saksi mata yang dikutip Xinhua itu menyebutkan gudang senjata di Bukit Fajj Attan, selatan Sanaa itu merupakan depot peluru kendali (rudal). Kepulan asap tebal pun membubung dari depot itu setelah serangan udara pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi itu.

Namun, bukan gudang senjata itu saja yang rusak. Gedung-gedung yang terletak di sekitarnya turut bergetar setelah serangan terhadap pangkalan rudal tersebut.

Pangkalan itu milik brigade rudal pasukan elite pengawal republik yang masih setia kepada mantan Presiden Ali Abdullah Saleh. Dia selama ini dituduh berpihak kepada pemberontak Houthi dalam pertempuran melawan pemerintah.

Presiden ke Arab Saudi
Aksi koalisi pimpinan Arab Saudi telah berlangsung selama empat pekan. Saksi mata menyebutkan serangan pesawat tempur-pesawat tempur mereka telah mengenai sejumlah posisi di seantero ibu kota, Senin, termasuk pangkalan lain milik Garda Republik di sebelah timur Sanaa.

Riyadh bulan lalu mengumpulkan koalisi Arab Sunni untuk melancarkan serangan udara terhadap para pemberontak itu. Mereka menutup gerak maju para tentara yang setia kepada Presiden Abedrabbo Mansour Hadi di tempat pengungsiannya di Aden, kota pelabuhan di bagian selatan Yaman. Hadi melarikan diri ke Arab Saudi.

Ikrar Al-Houthi, Kelompok Syiah Yaman, Al-Houthi, Minggu (19/4/2015), mengecam operasi militer pimpinan Arab Saudi dan berikrar akan melakukan tindakan yang lebih keras guna menghadapi pasukan koalisi dan petempur suku Sunni.

Pemimpin kelompok tersebut, Abdul Malik Al-Houthi, mengecam Arab Saudi karena mencampuri urusan dalam negeri Yaman, dan mengatakan, “Kami dapat memutuskan politik kami, membentuk pemerintah kami.”

Itu adalah pidato pertama yang ditayangkan televisi sejak 26 Maret, ketika Arab Saudi memulai serangan udara di Yaman yang telah menghancurkan banyak kamp militer yang dikuasai oleh petempur Al-Houthi.

Presiden Hadi, yang kini hidup di pengasingan, pekan lalu di Ibu Kota Arab Saudi, Riyadh, pekan lalu, mengangkat Perdana Menteri Khaled Bahah sebagai wakil presiden. Bahah mengatakan perundingan yang melibatkan semua partai politik di Yaman tak akan diadakan sampai Hadi kembali ke Aden dan senjata anggota Al-Houthi dilucuti.

Sudah 600 Tewas
Pada hari yang sama, pertempuran mematikan antara anggota milisi suku pro-Hadi dan petempur Al-Houthi meletus di Aden sehingga menewaskan tak kurang dari 12 orang dan melukai puluhan orang lagi.

Seorang pejabat Kementerian Kesehatan di Aden mengatakan, “Lebih dari 290 orang tewas dan sebanyak 2.800 orang lagi cedera, kebanyakan warga sipil, sejak awal pertempuran di kota tersebut.”

Menurut statistik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri, lebih dari 600 orang tewas dan 3.000 orang lagi cedera dalam pertempuran dan serangan udara di negeri itu sejak pertengahan Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya