SOLOPOS.COM - Asap membumbung akibat serangkaian udara koalisi di Sanaa, Senin (20/4/2015). (JIBI/Solopos/Reuters/Mohamed al-Sayagh)

Krisis Yaman terus terjadi. Serangan pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi membombardir wilayah Yaman.

Solopos.com, SANAA – Pesawat tempur pasukan koalisi pimpinan Arab Saudi masih memborbardir wilayah Yaman, Rabu (23/4/2015), beberapa jam seusai pengumuman bakal diakhirinya serangan udara.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sementara kelompok pemberontak Houthi menyatakan bersedia kembali ke perundingan damai yang difasilitasi PBB hanya jika serangan udara sepenuhnya dihentikan.

Dilansir Reuters, Kamis (23/4/2014) militan Houthi, merebut sebuah markas tentara loyalis Presiden Yaman, Abd-Rabbu Mansour Hadi, di Kota Taiz pada Rabu (22/4/2015).  Menurut warga  serangan udara koalisi menyasar markas tak lama setelah itu. Mereka mengatakan pesawat koalisi juga melancarkan lebih dari 12 serangan untuk menghantam posisi pemberontak di selatan Yaman.

Duta Besar Arab Saudi di Washington, Adel al-Jubeir, menjelaskan serangan yang dimulai pada 26 Maret 2015 itu tidak sepenuhnya berakhir. Ia mengungkapkan akan terus menggunakan pasukan untuk menghentikan Houthi mengambil alih Yaman.

Seperti diberitakan sebelumnya  pengumuman tentang berakhirnya serangan udara keluar pada Selasa (21/4/2015).

“Operasi Decisive Storm telah mencapai tujuan [termasuk] menyingkirkan ancaman terhadap Arab Saudi dan negara-negara tetangga dari senjata berat,” bunyi penyataan itu.

Meski demikian Juru Bicara Pasukan Koalisi, Brigjen Ahmed Asseri, menekankan Hoithi akan tetap dalam pengawasan. “Koalisi akan terus mencegah milisi Houthi melakukan pergerakan atau operasi apapun di Yaman,” katanya kepada wartawan di Riyadh.

Dikatakan pula sebuah fase baru yang disebut operasi Restoring Hope [Pemulihan Harapan]  telah dimulai. Operasi itu akan lebih difokuskan pada solusi politik dan keamanan. Warga sempat kecewa dengan berakhirnya serangan pasukan koalisi untuk mendukung pemerintahan Yaman  itu.

“Keputusan itu aneh dan benar-benar tak terduga. Pejuang kami telah melakukan perlawanan tapi memerlukan lebih banyak dukungan dari Saudi,” kata warga Aden, Saleh Salem Ba Aqil.

Pada satu sisi Badan Kesehatan Dunia  (WHO), Selasa melaporkan pertempuran di Yaman telah merenggut  944 nyawa dan melukai 3.487 orang dalam empat pekan terhitung hingga Jumat  (17/4/2015).

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya