SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/dok)

Solopos.com, BOYOLALI–Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali mengingatkan kepada masyarakat yang memanfaatkan air sungai selama musim kemarau, agar tetap memperhatikan sisi higienitas. Hal itu untuk menghindari berbagai macam penyakit yang muncul jika air sungai tersebut dikonsumsi warga.

Kepala Dinkes Kabupaten Boyolali, Yulianto Prabowo, mengemukakan jika air sungai dikonsumsi masyarakat tanpa melalui proses yang tepat, bisa membahayakan kesehatan. Berbagai penyakit perut yang bisa diakibatkan dari kebiasaan mengonsumsi air sungai antara lain diare, kolera, dan tipus. Jika air sungai dimanfaatkan untuk konsumsi, proses yang harus dilakukan dengan penyaringan air. Proses awal itu bisa dilakukan dengan cara tradisional seperti pasir, arang, atau kerikil.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Setelah disaring air kemudian direbus hingga mendidih 100 derajat,” tegas Yulianto kepada wartawan, Rabu (11/9/2013).

Dengan cara itu, berbagai penyakit atau gangguan perut diharapkan dapat diminimalisasi. Namun Yulianto menyatakan pemanfaatan air sungai untuk konsumsi seharusnya hanya dilakukan bila dalam kondisi terpaksa dan tidak ada yang lain. Pihaknya justru mengharapkan masyarakat di daerah rawan kekeringan tidak mengkonsumsi air sungai. Menurut dia, kebutuhan air yang dikonsumsi warga adalah dengan menggunakan air galon atau air yang dibeli menggunakan mobil tangki.

“Kalau air sungai sebaiknya hanya digunakan untuk keperluan yang lain seperti mandi dan mencuci,” imbuh Yulianto, didampingi Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian, Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P3PL).

Muzayyin menambahkan warga semestinya bisa mendapatkan pasokan air untuk konsumsi dengan mengajukan bantuan air bersih kepada Pemkab Boyolali, PMI ataupun ke Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) Surakarta.

Di samping itu, Muzayyin juga mengingatkan agar masyarakat tidak membuang kotoran maupun buang air besar (BAB) di sungai karena bisa mencemari air sungai.

“BAB sembarangan apalagi di sungai bisa menyebarkan bakteri koli yang bisa menyebabkan gangguan penyakit perut,” kata Muzayyin.

Sebagaimana diketahui, beberapa desa di wilayah Kabupaten Boyolali mulai mengalami krisis air bersih memasuki musim kemarau kali ini. Masyarakat, termasuk di wilayah utara, seperti Kecamatan Kemusu, Kecamatan Juwangi dan Kecamatan Wonosegoro, memanfaatkan air sungai untuk mendapatkan air, termasuk untuk konsumsi. Hal itu dilakukan karena warga yang sebagian merupakan keluarga tidak mampu, tak bisa membeli air galon maupun air dari mobil tangki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya