SOLOPOS.COM - Liestiyah, 63, menunjukkan bekas lemparan molotov yang mengenai pintu rumahnya di bagian samping, Kamis (16/1). (JIBI/Harian Jogja/Sunartono)

Harianjogja.com, SLEMAN—Teror bom molotov kembali terjadi di Kecamatan Gamping, Sleman. Setelah teror menimpa sejumlah lokasi kantor lembaga pemerintahan di Gamping, kini giliran teror menyasar tokoh masyarakat dan warga. Diduga pelaku yang sama kembali menebar teror di dua lokasi berbeda di  Balecatur, Gamping, Sleman, Kamis (16/1/2014) dinihari.

Lokasi yang dilempar molotov yakni rumah milik  Liestiyah WH, 63, warga Pasekan Lor Rt 001 Rw 003 Balecatur, Gamping, Sleman. Liestiyah termasuk tokoh masyarakat yang aktif di kegiatan sosial. Ia di antaranya Ketua IV PKK Desa Balecatur, pengurus Aisyiyah Bidang Kesehatan di ranting setempat dan menjadi Ketua Dasawisma Dusun Pasekan Lor, Desa Balecatur.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Lokasi teror kedua yakni di warung angkringan milik Sulastri, 50, warga Dusun Ngaran Rt 004 Rw 019, Balecatur, Gamping. Pelemparan molotov di dua lokasi itu nyaris bersamaan sekitar pukul 00.10 WIB, Kamis (16/1/2014). Jarak antar kedua lokasi itu sekitar satu kilometer.

Ekspedisi Mudik 2024

Pantauan di lokasi kejadian, lemparan molotov mengenai pintu rumah sebelah timur kediaman Liestiyah. Tampak jelaga dan sejumlah kayu pintu terbakar. Di lokasi ini juga ditemukan pecahan botol serta sumbu kain sebagai bahan molotov.

Adapun di angkringan milik Sulastri kerusakan parah terjadi pada bagian atap gerobak angkringan. Pelaku diduga langsung melemparkan molotov mengenai terpal bagian depan lalu mengenai gerobak sisi tengah, tempat menyimpan gelas dan tembus di terpal bagian belakang. Seorang pelajar bernama Sendi, 17, warga Dusun setempat yang pertama kali melihat api membakar angkringan. Sendi kemudian berteriak meminta bantuan warga.

Liestiyah menceritakan ia mengetahui rumahnya dilempar molotov setelah diberitahu Agung Cahyono, tetangga terdekat korban. . Beberapa menit sebelum Agung memberitahu, ia mendengar suara gemeretak seperti bunyi kembang api. Ia kaget dengan peristiwa itu karena merasa tidak punya masalah. Meski tidak mengetahui api secara langsung, ia memprediksi jika tidak segera dipadamkan  bisa membakar seluruh rumahnya. “Saya merasa tidak punya musuh, makanya saya heran, rumah saya sampai begini. Salah sasaran atau bagaimana saya tidak tahu,” ujarnya, Kamis.

Sedangkan Ngabaldi, 54, suami pemilik angkringan Sulastri menyatakan hal yang sama. Keluarganya merasa tidak memiliki masalah. Di tempat tersebut ia mengontrak tanah untuk berjualan angkringan. Kamis (16/1) ia langsung memperbaiki kerusakan angkringannya agar bisa langsung berjualan.

Sebulan terakhir di Gamping memang diwarnai beberapa kali teror Molotov. Pada Senin (16/12/2013) rumah dinas Camat Gamping, Budiharjo juga dilempar molotov. Dua hari setelahnya, Rabu (18/12/2013 salah satu toko jejaring di jalan Wates Km 4,5 Ambarketawang juga jadi korban lemparan molotov. Setelah itu giliran Balaidesa Banyuraden dihantam molotov pada Minggu (5/1). Aparat kepolisian tidak mampu mengungkap dalang pelemparan itu hingga diduga pelaku yang sama kembali beraksi Kamis (16/1/2014) dinihari kemarin.

Kapolsek Gamping, Kompol Bambang Widianto menyatakan masih melakukan penyelidikan kasus ini.  “Keterkaitannya masih di selidiki,” ungkapnya saat ditemui di angkringan milik Sulastri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya