SOLOPOS.COM - Kredit mikro ilustrasi

Kredit mikro ilustrasi

JOGJA—Meski dinilai memiliki produk keuangan yang baik, perbankan masih kesulitan menyingkirkan rentenir.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pimpinan Cabang BRI Cik Ditiro Jogja, Hendro Padmono mengatakan, meski lembaganya terus berupaya mempermudah fasilitas penyaluran kredit ke masyarakat, ada sejumlah prosedur administratif yang tak dapat dihapus dan harus ditaati masyarakat. Misalnya syarat izin usaha dan NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

“Kalau misalnya tidak ada NPWP dan izin usaha kalau terjadi apa-apa bagaimana kami yang akan ditegur pemerintah. Jadi harus tertib NPWP,” katanya, Senin (23/4).

Pengalaman penyaluran kredit untuk lembaga mikro pun menurutnya harus ada jaminan lain, minimal cash flow atau aliran kas untuk mengetahui kemampuan debitur mengembalikan pinjaman. Selama syarat-syarat itu tak dipenuhi, tak ada pinjaman yang dapat disalurkan.

Menurut dia, bank tak mau mengambil risiko menyalurkan kredit yang berpotensi macet. Untuk penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) pun menurutnya, BRI tetap meminta jaminan cash flow ke konsumen. Bila tingkat risiko pinjamanya tinggi bank akan meminta jaminan lain seperti sertifikat.

Seperti diberitakan Harian Jogja, Senin (23/4), 90% pedagang di pasar-pasar di Jogja terjerat rentenir yang memberlakukan bunga tinggi. Padahal banyak perbankan yang menyediakan suku bunga pinjaman lebih rendah namun belum sepenuhnya mampu merangkul masyarakat terutama pedagang. (ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya