SOLOPOS.COM - Krecek Bu Ipik Kabupaten Bantul (Instagram/@krecek_bupik)

Solopos.com, BANTUL — Olahan kulit kerbau sudah sering ditemui, khususnya pada hidangan khas Jawa. Biasanya kulit kerbau diolah menjadi kerupuk rambak atau krecek yang merupakan salah satu pelengkap makanan Jawa, seperti gudeg, sayur tolo, sambal goreng ati dan masih banyak lagi.

Di Yogyakarta, terdapat penjual krecek yang bahan dasarnya dari kulit kerbau Toraja dan Makassar. Bernama Riyadi, penjual kulit kerbau Toraja ini melakukan kegiatan bisnisnya di halaman rumahnya, di Jl. Gebangan, Palbapang, Klodaran, Kecamatan Bantul.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Di halaman rumahnya itu dipenuhi dengan kulit kerbau yang dijemur berwarna putih kecokelatan dan sebagian berwarna hitam. Dirinya dibantu oleh sejumlah karyawan dalam mengolah krecek atau kerupuk rambak. Krecek yang dikenal dengan nama Krecek Bu Ipik ini sudah beroperasi sejak 1980-an dan nama Bu Ipik adalah nama dari ibunya yang mengawali usaha ini.

Baca Juga: Dinkes Bantul Bakal Miliki Cool Room, Ini Daya Tampungnya

Mengutip laman Instagram @kabarjogja, Senin (30/8/2021), Riyadi mengatakan biasanya pelanggan datang langsung ke rumahnya untuk memesan krecek buatannya dan sebagian pelanggannya adalah pedagang yang menjual kembali krecek-krecek itu pada konsumen atau pedagang eceran.

Tapi, tak jarang dia juga menyetor krecek-krecek itu ke Pasar Beringharjo, salah satu pasar terbesar di Yogyakarta untuk barang kulakan. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, meski krecek ini termasuk makanan khas Jawa, namun bahan pembuatan krecek, yakni kulit kerbau ini didatangkan dari Toraja dan Makasar, Sulawesi Selatan.

Untuk membuat krecek atau rambak bisa menggunakan kulit kerbau maupun kulit sapi. Tapi kulit kerbau menjadi pilihan utama. Sebab kulit kerbau lebih tebal daripada kulit sapi, sehingga ukuran krecek yang diproduksi menjadi lebih besar. Pemesanan bahan baku dari Toraja dan Makassar tersebut tidak menentu, tergantung pada stok bahan baku yang dimiliki. Dia hanya memesan kulit ketika stok bahan baku menipis.

Baca Juga: PPKM Bikin Pedagang Pantai Baron Jual Ternak untuk Hidup

Ketebalan krecek yang dihasilkan berpengaruh pada pemasaran dan harga. Kualitas krecek diklasifikasikan dengan penomoran, mulai dari nomor satu hingga nomor tiga. Kualitas terbaik dinamakan krecek nomor satu.

Harga krecek nomor satu dan nomor dua tidak terpaut terlalu jauh, yakni Rp140.000 per kilogram untuk krecek nomor satu dan Rp130.000 per kilogram untuk krecek nomor dua. Sedangkan harga krecek nomor tiga dibanderol dengan harga Rp85.000 per kilogram.

Sebagai kuliner yang biasanya dihidangkan pada acara hajatan seperti pengantin dll, pandemi Covid-19 disebutnya cukup memengaruhi penjualan krecek dan kerupuk rambak. Sebab selama pandemi cukup jarang orang yang melaksanakan hajatan semacam itu.  Penurunan penjualan, kata Riyadi, mencapai sekitar 50 persen dari penjualan sebelum pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya