SOLOPOS.COM - Automatic Hand Sanitizer and Thermo Scan (AHM) yang merupakan produksi warga Rukun Warga (RW) 10 Kelurahan Keparakan, Mergangsan, Jogja. (Istimewa/Kelurahan Keparakan)

Solopos.com,  JOGJA – Kadang kala kreativitas muncul di tengah keterdesakan.  Seperti kisah warga di Rukun Warga (RW) 10 Kelurahan Keparakan, Mergangsan, Jogja. Pandemi Covid-19 yang berjalan satu setengah tahun ini justru memantik mereka untuk berkreasi. Alhasil, lahirlah Automatic Hand Sanitizer and Thermo Scan yang mereka singkat jadi AHM.

Sesuai namanya, AHM adalah alat pengukur suhu yang bisa mengeluarkan hand sanitizer secara otomatis. Karena otomatis, alat ini tak perlu adanya sentuhan tangan. Alat ini dikembangkan sekelompok warga RW 10 sejak setahun lalu.

Promosi Asal-usul Watu Cenik Wonogiri dan Kisah Ceruk yang Dihuni Anak Macan

Ketua RW 10, Kelurahan Keparakan, Lilik Mardianto, mengatakan AHM lahir dari keresahan sekaligus bentuk kontribusi warga dalam menghadapi pandemi Covid-19. Warga merasa semua pihak perlu melakukan sesuatu sesuai kemampuan masing-untuk menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dishub Kota Jogja Belum Buka Penyekatan Jalan, Ini Alasannya

“Dibuat oleh warga RW 10, tepatnya di RT 47, itu benar-benar murni produk lokal kami,” kata Lilik saat dihubungi secara daring, Selasa (27/7/2021).

“Memanfaatkan warga juga, ada yang menyiapkan kotaknya, ada yang menyiapkan bagian elektronik, perakitan, dan lainnya.”

Awalnya, AHM digunakan untuk kalangan sendiri. Namun dalam perjalanannya banyak pihak yang tertarik . Warga RW 10 pun menerima pesanan. Bahkan ada pihak swasta yang menjalin kerja sama dengan mereka untuk prokdusi AHM.  Ada enam warga yang terlibat dalam pembuatan AHM dengan kapasitas produksi 10 unit per bulan. Kemungkinan besar jumlah tenaga kerjanya akan bertambah mengingat pesanan terus mengalir.

Tantangan

Lilik mengaku target produksi belum bisa dicapai. Selain sumber daya manusia yang masih kurang, alat-alat yang digunakan juga kebanyakan manual. Sebenarnya beberapa waktu lalu akan ada launching yang rencananya dihadiri Wakil Wali Kota Jogja, Heroe Poerwadi. Setelah launching ini, AHM produksi warga Keparakan akan digunakan di beberapa fasilitas Pemerintah Kota Jogja.

Baca Juga: Duh, Petugas Ekspedisi Dibacok Klitih di Umbulharjo Jogja, Kena Punggung dan Lengan

“Mau di-launching Wakil Wali Kota, namun di sekitar banyak yang terkena Covid-19, jadi ditunda dulu,” kata Lilik.

“Berharap [setelah launching] bisa dilirik dan di-support oleh pemerintah. Alat-alat kurang mendukung, apabila alat mendukung proses pengerjaan bisa lebih cepat, soalnya semua manual,” sambung dia.

Selain menjadi salah satu solusi dan inovasi di masa pandemi, produksi AHM ini juga sebagai pembuka lapangan pekerjaan. Sebagian pekerja yang kini bergabung sebelumnya bekerja secara serabutan. Alat ini dijual dengan harga Rp500.000–Rp800.000 per unit.

“Pikiran di masa pandemi harus berinovasi dan muncullah yang dinamakan alat pengukur suhu dan hand sanitizer ini. Pengembangan kurang lebih satu tahun,” kata Lilik.

Baca Juga: 6 UMKM Yogyakarta Ini Layani Pembuatan Suvenir Unik

“[Dengan adanya usaha ini] kami berharap bisa menyejahterakan masyarakat, khususnya di RW 10. Ini juga sedikit banyak menjadi kebanggaan karena produk asli buatan RW 10.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya