SOLOPOS.COM - Mahasiswa Prodi D4 Desain Mode Batik, Institut Seni Indonesia (ISI) Solo menggelar aksi membuat motif batik bertema pandemi Covid-19, di perempatan Ngarsopuro, Solo, Jumat (1/10/2021).

Solopos.com, SOLO — Sejumlah mahasiswa Institut Seni Indonesia atau ISI Solo membuat karya kreatif berupa batik motif Pandemi Covid-19. Pembuatan motif batik itu dilakukan di kawasan Ngarsopuro, Solo, Jumat (1/10/2021).

Pada tripleks bundar berdiameter 40 sentimeter, mereka menggambar simbol-simbol yang identik dengan pandemi corona seperti bentuk virus dan jarum suntik. Simbol itu dipadukan dengan motif batik khas Solo seperti parang dan kawung.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ada pula karya batik yang menggambarkan solidaritas warga di masa pandemi. Karya itu disimbolkan dengan gambar uluran tangan.

Baca Juga: Total 7 Jabatan Eselon II Pemkot Solo Kosong, Ganggu Kinerja?

“Motif stilasi seperti bentuk virus corona, vaksin, tangan, dan bumi menjadi representasi gotong-royong masyarakat di era pagebluk,” ujar Ketua Himpunan Mahasiswa Desain Mode Batik Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ISI Solo, M Aldi, kepada wartawan.

motif batik pandemi covid-19

Acara yang bekerja sama dengan Komunikotavisual itu digelar untuk menyambut Hari Batik Nasional pada Sabtu (2/10/2021). Ada 10 mahasiswa Desain Mode Batik yang mengikuti kegiatan membuat batik motif pandemi Covid-19 tersebut.

Aldi berencana menambah skala kegiatan tersebut dengan membuat 200 desain batik motif pandemi. “Akan kami masukkan dalam rekor Muri [Museum Rekor Dunia-Indonesia]. Setahu kami motif ini belum pernah dibuat,” ujarnya.

Baca Juga: Disdag Solo: Pedagang Pasar Legi Tempati Gedung Baru Mulai Akhir Tahun

Co-founder Komunikotavisual, Basnendar Sadoso, mengatakan kegiatan tersebut menjadi wujud kontribusi warga kampus dalam mendukung keberadaan batik agar lebih dikenal masyarakat.

Selain itu ia ingin mengingatkan bahwa batik merupakan Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi yang telah ditetapkan UNESCO pada 2 Oktober 2009 lalu. Penetapan itu sekaligus menandai lahirnya Hari Batik Nasional.

“Batik sudah menjadi kebanggaan warga Indonesia, tak hanya Solo. Masyarakat perlu ikut melindungi dan mengembangkan batik sebagai seni tradisi,” ujar Basnendar yang juga dosen Desain Komunikasi Visual FSRD ISI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya