SOLOPOS.COM - Kholif,12, mengampelas topeng Reog yang akan dipakai pentas nanti malam di kampungnya, Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, Solo, Senin (27/6/2022).(Solopos/Afifa Enggar Wulandari)

Solopos.com, SOLO — Belasan anak-anak dari Kelurahan Mangkubumen, Banjarsari, Solo, menunjukkan kreativitas mereka dengan membentuk grup tari Reog hingga tampil menghibur warga. Ide itu muncul murni dari inisiatif mereka tanpa ada komando dari orang dewasa.

Pantauan Solopos.com, Senin (27/6/2022), anak-anak tersebut tampak duduk di tepi Jl Turisari X, Kelurahan Mangkubumen, Kecamatan Banjarsari, pukul 10.15 WIB. Mereka meneduh dan sesekali mengalah bila ada kendaraan melintas di jalan tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Mereka membawa beberapa topeng dan alat musik. Salah satu dari mereka, Ba’im, 10, mengatakan mereka tengah berlatih tari Reog sekaligus musik pengiringnya. Aktivitas tersebut rutin mereka lakukan, paling tidak sepekan sekali tergantung waktu luang mereka sebagai pelajar.

“Sering, tapi ya lihat liburnya [waktu luang] kapan,” tutur Baim saat ditemui Solopos.com. Usut punya usut, anak-anak Mangkubumen itu membentuk kelompok seni tari Reog secara mandiri.

Berangkat dari keresahan mereka karena tak ada hiburan, Kholif bersama dua temannya yang mahir menari Reog membentuk grup reog sendiri. Dua temannya memang anggota grup reog di Kecamatan Jebres.

Baca Juga: Miris! Solo Kota Layak Anak, Tapi Minim Lokasi Lapang Untuk Bermain

Mereka yakni Alvaro dan Zidan, mengajari teman-teman di Mangkubumen untuk menari dan menabuh alat musik sederhana yang mereka punya. Tak muluk-muluk, peralatan yang mereka punya sangat lah sederhana.

Satu topeng reog kecil, empat topeng bujang ganong kecil, saron (gamelan) mainan, satu angklung, dan satu kendang. Namun, kendang yang mereka maksud pun bukan kendang asli. Mereka menggabungkan dua ketipung agar tampak seperti kendang.

“Cuma sederhana kok. Ini alat-alatnya, ini aslinya dua [ketipung] dijadiin satu biar kayak kendang,” tutur Baim sembari menunjukkan kendang tersebut.

Baca Juga: Selamat! Solo Raih Predikat Kota Layak Anak Kategori Utama Untuk Kali Keempat

Belajar Sendiri

Kholif, 12, teman Baim, di grup Reog anak-anak Mangkubumen, Solo, saat itu sedang mengampelas permukaan topeng reog yang mereka punya di teras rumahnya. Kayu penahan topeng reog yang harus digigit oleh pemain tersebut sudah patah sehingga Kholif harus menggantinya karena akan dipakai nanti malam.

“Iya diganti. Wong ini sudah ceklek [patah], kan mau dipakai,” jelas Kholif. Mereka akan menghibur kawan-kawan dan warga sekitar pada Senin malam selepas Magrib.

Menurut Kholif, mereka tampil secara sukarela dan belajar sendiri. Mereka biasa memulai pertunjukan sederhana mereka pukul 18.30 WIB hingga 20.00 WIB. Mereka akan istirahat saat waktu salat Isa tiba.

Baca Juga: Kota Layak Anak, Solo Dikepung 1.472 Iklan Rokok

Belasan warga dan anak-anak Mangkubumen, Solo, biasa menonton mereka pentas grup tari Reog itu di pinggir jalan kampung. Bagi mereka, tampil di tepi jalan tak masalah. Mereka akan menghentikan sementara pementasannya saat ada kendaraan melintas.

“Nanti kami minggir dulu berhenti, kalau mobilnya lewat dilanjut lagi,” jelasnya. Tak ada bayaran dan iuran apa pun. Mereka berlatih dan menampilkan karya mereka dengan gratis tanpa imbalan.

Menurutnya, hal itu dapat menghibur mereka sendiri dan tetangga. “Ya enggak bayar. Yang penting orang sini itu ada hiburan gitu loh,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya