Solopos.com, SRAGEN -- Untuk mempercepat proses penyortiran dan pelipatan suara Pilkada 2020, KPU Sragen mengerahkan 100 orang untuk melakukannya. Proses pelipatan surat suara ini dilakukan di Gedung IPHI Krapyak, Sragen Wetan, Sragen.
“Kami menerjunkan 100 orang petugas sortir dan lipat dengan sistem borongan. Untuk sortir Rp10 dan lipat dapat upah Rp40 sehinga total upahnya Rp50/lembar. Kami manergetkan sortir dan pelipatan ini memakan waktu maksimal tiga hari selesai. Proses sortir dan lipatnya relatif mudah,” kata Kasubag Keuangan Umum dan Logstik Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Suprapto, saat berbincang dengan Solopos.com, Jumat (20/11/2020) siang.
Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda
Sebanyak 100 petugas sortir dan lipar surat suara itu dibagi menjadi dua. Di lantai I ada 30 orang dan di lantai II ada 70 orang. Mereka bekerja borongan sendiri-sendiri bukan berkelompok seperti sortir dan lipat surat suara pada Pemilu 2019. Setiap orang mendapatkan jatah masker sebanyak lima lembar. Mereka duduk lesehatan dengan jarak antar orang 1 meter. Sebelum masuk gedung pun mereka diwajiban cuci tangan.
Yuni-Suroto Kembali Adakan Aneka Lomba Virtual
Di antara 100 petugas sortir dan lipat surat suara itu, salah satunya adalah Putra Wikantoro, 32. Ini pengalaman pertama bagi warga Tegalsari, Sragen Kulon, bekerja melipat surat suara. Sebelumnya ia juga pernah mengerjakan pelipatan surat suara di tiga pemilu sebelumnya, jadi ia sudah hapal apa yang harus dilakukan.
Lebih Menguras Tenaga
Ia menilai perubahan cara kerja dari kelompok menjadi sendiri-sendiri memforsir tenaga. Kalau berkelompok, kata dia, ada pembagian peran tetapi penghasilannya bisa sama. Putra berani menargetkan bisa selesai dua dus surat suara yang berisi masing-masing 2.000 lembar per dus.
“Upahnya per dus itu Rp100.000. Kalau bisa dua dus maka per hari bisa dapat Rp200.000. Lumayan.,” ujar pria yang bekerja serabutan dengan upah yang tidak menentu itu.
Cabup Petahana Sragen Sebut Perdes Berkualitas, Tapi Ada 2 Kades Dipenjara Karena Seleksi Perdes
Berbeda dengan Sri Mulyani, 45, warga Widoro yang juga pedagang soto di utara RS Permata Hati Sragen. Warung sotonya ditunggui suaminya. Ia bekerja borongan untuk sortir dan lipat surat suara. Ia cukup cekatan dengan melipat surat suara karena sudah sering ikut borongan seperti itu.
“Tadi datanganya kesiangan. Tadi mulai pukul 08.00 WIB, tapi saya datang lebih dari pukul 09.00 WIB. Saya enggak yakin bisa dapat dua dus. Kalau dari cara lipatnya lebih mudah surat suara ini daripada pemilu 2019 lalu,” katanya.