SOLOPOS.COM - Pengelola Program KPA Solo Tommy Prawoto (kiri) dan Anggota Gempita Kota Solo, Fatimah Zakiyah (kanan), berbincang mengenai pentingnnya generasi milenial paham HIV di Studio Solopos FM Solo, Senin (30/11/2020). (Solopos/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO -- Komisi Penanggulangan AIDS atau KPA Solo mengungkap temuan 64 kasus baru HIV/AIDS sepanjang Januari-Agustus 2020. Mirisnya, lima dari 64 kasus itu merupakan ibu hamil.

KPA mengajak semua pihak termasuk anak muda peduli dan waspada bahaya HIV/AIDS sehingga bisa menekan penambahan jumlah kasus.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Solo Tommy Prawoto menjelaskan temuan HIV/AIDS sebanyak 64 kasus itu dari hasil pemeriksaan pada 17 Puskesmas dan 10 rumah sakit Kota Solo.

Tambah 103 Kasus Positif Dalam Sehari, Satgas Covid-19 Kota Solo Waswas

"Ini merupakan penyakit perilaku. Kami menyampaikan pada sosialisasi ketika melakukan perilaku penyimpangan mereka merupakan faktor risiko. Kami berharap mereka periksa. Semua Puskesmas ada layanan untuk pemeriksaan HIV," katanya kepada Solopos.com, Senin (30/11/2020).

Menurut Tommy, HIV merupakan virus yang dapat merusak kekebalan tubuh seseorang sehingga rentan terhadap penyakit. Sedangkan AIDS merupakan akumulasi dari gejala yang timbul akibat HIV tersebut.

"Bentuk penularan bisa melalui empat cairan, darah, vagina, sperma, dan air susu ibu. Ketika berhubungan dengan empat cairan ini peluang kena mencapai 90 persen,” ungkapnya.

Total 11 Pedagang Positif Covid-19, Pemkot Solo Akhirnya Tutup Sementara Operasional Pasar Gede

Mahasiswa dan Pekerja Swasta

Tommy menjelaskan orang dengan HIV/AIDS atau ODHA Kota Solo rata-rata berusia produktif mulai 16 tahun sampai 45 tahun. ODHA yang terungkap tahun ini memiliki latar belakang aktivitas antara lain mahasiswa dan pekerja swasta.

"Temuan kasus Kota Solo sudah komprehensif. Ketika kasus terungkap segera berobat. Pasien harus meminum ARV [antiretroviral] sebagai pengendali virus," katanya.

Tommy menjelaskan ARV merupakan obat untuk menekan laju pertumbuhan virus HIV dalam tubuh pasien. Sejumlah pasien yang meminum secara teratur membuat HIV dalam tubuh tidak terdeteksi atau tidur.

Keras! Sanksi Denda Pelanggaran Protokol Kesehatan Sukoharjo Sampai Rp50 Juta

“Orang yang sudah tervonis HIV tetap harus minum obat terus menerus supaya tidak resisten obat. Tapi bila ingin married atau mendapatkan keturunan [tanpa tertular HIV] bisa dengan kontrol dokter," ungkapnya.

Tommy mengatakan, menggandeng semua pihak untuk mengatasi HIV/AIDS Kota Solo, antara lain bersama lembaga swadaya masyarakat untuk menyasar komunitas tertentu.

Selain itu membentuk Warga Peduli AIDS (WPA) pada 54 kelurahan dan Gerakan Pemuda Peduli Kesehatan (Gempita).

Audiensi Dengan Kapolresta Solo, Senkom Mitra Polri Sampaikan Ini Soal Pilkada

Mengenai ibu hamil yang positif HIV/AIDS di Kota Solo, Tommy mengatakan banyak kasus ibu hamil dengan HIV dan anak terlahir dengan HIV. Kebanyakan karena kekurangtahuan mereka tentang penyakit ini.

"Sebenarnya bisa meminimalkan supaya anak lahir tidak dengan HIV,” katanya kepada Solopos.com, Senin (30/11/2020).

Pencegahan Penularan

Tommy menjelaskan ibu hamil yang akan melahirkan disarankan lewat operasi caesar supaya bayi tidak tertular melalui cairan vagina. Namun, upaya deteksi dini dan tindakan dengan meminum obat antiretroviral (ARV) secara teratur masih mungkin melahirkan secara normal.

Foto-Foto Lawas Ungkap Kecamatan Baki Sukoharjo Dulunya Dikelilingi Pabrik Gula dan Tembakau

“Kota Solo ada program Prevention of Mother to Child HIV Transmission atau PMTCT. Jadi pencegahan penularan ibu HIV kepada anak. Ibu harus periksa HIV. Saat itulah kamu tahu siapa ibu hamil yang harus mendapat pendampingan,” paparnya.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo, Tenny Setyoharini, mengatakan belum bisa memberikan data HIV/AIDS kepada Solopos.com hingga Senin siang.

Pilkada Solo 2020: Suhu Tubuh Di Atas 37,3 Derajat, Pemilih Gunakan Jalur dan Bilik Terpisah

Ia hanya menjelaskan pemerintah menjalankan Program Triple Eliminasi untuk deteksi dini HIV, sifilis, dan hepatitis yang menyasar semua ibu hamil. “Program ini sudah ada beberapa tahun lalu. Dilakukan sekali dalam masa kehamilan,” katanya.



Tenny menjelaskan program tersebut tidak menyasar pada usia kehamilan tertentu tapi ia mengklaim berusaha melakukan program sedini mungkin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya