SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

GUNUNGKIDUL–Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Gunungkidul menyesalkan terjadinya diskriminasi terhadap Budi, 5, bukan nama sebenarnya, sebagai calon peserta didik di Taman Kanak-kanak Aisyiah Bustanul Atfhal (ABA), Dusun Salaran, Desa Ngoro-oro, Kecamatan Patuk.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Diskriminasi itu diduga kuat dilakukan sejumlah orangtua serta wali peserta didik lainnya di TK ABA Ngoro-oro. Mereka mengirimkan pesan ringkas (SMS) ke pengurus sekolah serta guru agar Budi tidak diterima di TK ABA Ngoro-oro karena mengidap HIV.

Sekretaris Pelaksana KPA Gunungkidul, Iswandi mengatakan, diskriminasi serta stigmasisasi terhadap pengidap HIV seperti Budi tidak dibenarkan.

“Bukan seperti itu yang diharapkan,” kata Iswandi kepada pengelola TK ABA serta perangkat Desa Ngoro-oro, Rabu (18/7) siang.

Iswandi bersama Dinas Kesehatan Gunungkidul mendatangi Balai Desa Ngoro-oro untuk mengupayakan solusi terhadap persoalan yang dialami Budi, bocah pengidap HIV yang urung bersekolah di TK ABA Ngoro-oro karena ditolak sejumlah orangtua serta wali peserta didik lainnya.

Pekan depan, KPA dan Dinkes akan menggelar penyuluhan terkait HIV kepada orangtua serta wali peserta didik TK ABA Ngoro-oro, perangkat desa serta tokoh masyarakat sekitar. Iswandi mengatatakan langkah itu perlu ditempuh agar warga memperoleh pengetahuan.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya