SOLOPOS.COM - Ilustrasi kota layak anak alias KLA. (Solopos-Dok.)

Kota layak anak di Kota Solo terganjal iklan rokok

Solopos.com, SOLO–Target Kota Solo meraih predikat Kota Layak Anak (KLA) terganjal prasyarat bebas iklan rokok.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Kepala Bidang (Kabid) Perlindungan Anak, Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3A dan KB), Supraptiningsih ketika dijumpai wartawan di Balai Kota, Rabu (5/8/2015), mengatakan kondisi bebas iklan rokok tidak bisa hanya ditangani Pemerintah Kota (Pemkot). Melainkan, imbuh dia, juga bergantung pada peran serta masyarakat. Sejauh ini Solo belum bebas iklan rokok. Hal inilah salah satu penyebab Solo belum bisa mencapai KLA.

“Kalau iklan luar ruang dapat dipecahkan dengan tidak menerbitkan izin, tapi iklan rokok di media massa, menjadi wilayah kebijakan masing-masing pengelola,” kata dia.

Dia menguraikan salah satu syarat untuk meraih predikat KLA, adalah harus bebas iklan rokok. Meliputi, kata dia, seluruh iklan media iklan, termasuk media massa lokal, baik cetak maupun elektronik. Persoalannya menjadi kompleks tatkala iklan rokok dinilai sebagai sumber pendapatan yang cukup besar. Namun, dia yakin Solo akan mampu meraih predikat KLA. Dia akan mengevaluasi penilaian 2013 lalu untuk mengejar predikat sebagai KLA.

“Ada beberapa persoalan yang menghambat Kota Solo meraih predikat KLA. Selain iklan rokok, juga penanganan anak jalanan,” kata dia.

Dia mengatakan sudah berkordinasi dengan daerah lain untuk penanganan anak jalanan. Namun, dia mengaku, masalah anak jalanan masih menjadi ganjalan dalam meraih predikat KLA. Keberadaan anak jalanan masuk dalam salah satu indikator penilaian KLA. Padahal untuk meraih predikat KLA, Kota Solo harus bebas dari anak jalanan. Pemkot kini tengah mengejar predikat utama sebelum ditetapkan sebagai KLA. Ada lima tahapan peringkat sebuah kota/kabupaten bisa ditetapkan sebagai kota layak anak. Lima tahapan itu dimulai pratama, madya, nindya, utama dan KLA. Berdasar penilaian dua tahun silam, dari lima jenjang menuju KLA, Kota Solo berada pada level ketiga, atau tataran nindya dengan skor 715. “Masih ada dua jenjang yang harus dilewati, yakni utama dan KLA dengan total skor berkisar 1.000 poin,” jelasnya.

Dia mengatakan capaian skor 715 poin saat itu, tercatat paling tinggi dibanding daerah lain di Indonesia. Pemkot kini tengah menunggu hasil penilaian yang dijadwalkan diumumkan Selasa (11/8/2015).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya