SOLOPOS.COM - Perwakilan suporter PSIM Jogja (memakai kemeja kotak-kotak hitam) dan suporter PSS Sleman (memakai jaket) berdamai di Mapolres Klaten, Selasa (14/12/2021). Kedua suporter tersebut sempat terlibat aksi tawuran di Danguran, Klaten Selatan, Sabtu (11/12/2021). (Solopos.com/Ponco Suseno)

Solopos.com, KLATEN – Aksi tawuran antarsuporter yang pecah di Danguran, Kecamatan Klaten Selatan, akhir pekan lalu menunjukkan bahwa kawasan Kota Klaten hingga Prambanan menjadi “daerah abu-abu” bagi para pencinta sepak bola. Dari kawasan Kota Klaten hingga Prambanan, ternyata menjadi basis komunitas suporter dari berbagai tim sepak bola di Tanah air.

Sebagaimana diketahui, tawuran antarsuporter pecah di di depan New Normal Angkringan Jl. Ki Pandanaran, Danguran, Klaten Selatan, Sabtu (11/12/2021) pukul 18.00 WIB. Kedua suporter sepak bola yang terlibat tawuran sama-sama berasal dari DIY, yakni suporter PSIM Jogja dan suporter PSS Sleman. Uniknya, begitu didalami aparat polisi, ternyata suporter yang terlibat tawuran itu didominasi warga Klaten.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Baca Juga: Tawuran di Klaten, Suporter PSIM dan PSS Sepakat Damai di Kantor Polisi

Usut punya usut, kawasan Kota Klaten hingga Prambanan yang menjadi perbatasan Klaten (Jateng) dengan Jogja diyakini sebagai “daerah abu-abu” bagi para pencinta sepak bola. Di sepanjang kawasan tersebut, Wong Klaten memiliki selera sendiri-sendiri untuk memilih tim kesayangan.

Selain ditemukan suporter PSIM Jogja dan PSS Sleman, di kawasan abu-abu juga ditemukan suporter PSIK dan suporter Persis Solo. Bahkan ditemukan juga suporter Persib Bandung, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta, dan lainnya.

Terjadinya aksi tawuran di Danguran, Klaten Selatan, akhir pekan lalu tak terlepas dari pertemuan spontan antarsuporter PSIM Jogja dengan suporter PSS Sleman. Diduga lantaran terlibat rivalitas berlebihan, kedua suporter terlibat aksi tawuran.

Baca Juga: Kronologi Lengkap Tawuran Suporter PSIM Jogja dengan PSS Sleman di Klaten

“Saya sendiri sulit menjelaskan kenapa saya yang Wong Klaten tapi justru mendukung PSS Sleman. Saya enggak punya jawaban karena itu naluri alami. Itu dari hati kami. Enggak bisa juga dipaksa harus PSIK dan lainnya,” kata Wawan Susanto selaku perwakilan suporter PSS Sleman, saat ditemui Solopos.com, di Mapolres Klaten, Selasa (14/12/2021).

Wawan Susanto yang berasal dari Kecamatan Pedan tersebut mengakui banyak ditemukan komunitas/suporter dari kawasan Kota Klaten hingga Prambanan. Meski berbeda-beda, dirinya sepakat untuk menjaga iklim kondusif di Kabupaten Bersinar.

“Rivalitas harus ada. Tapi situasi kondusif harus tetap dijaga. Di Klaten sendiri, yang tergabung dalam pendukung PSS Sleman [shine together] mencapai seribuan orang. Kami pun juga berkomunikasi secara baik dengan suporter lainnya, dengan The Jak Mania [suporter Persija Jakarta] dan lainnya,” katanya.

Baca Juga: Tawuran Suporter PSIM Jogja dengan PSS Sleman Pecah di Danguran Klaten

Hal senada dijelaskan Dwi Sigit Kurniawan selaku perwakilan suporter PSIM Jogja. Warga asli Kecamatan Bayat ini mengaku juga tak dapat menjelaskan kecintaannya terhadap PSIM Jogja dibandingkan tim sepak bola di Klaten (PSIK Klaten) atau yang lainnya.

Meski terdapat berbagai pendukung fanatik, Dwi Sigit Kurniawan beserta teman-temannya juga berkomitmen menjaga iklim kondusif di Kabupaten Bersinar. “Saya dari Korwil Bayat [pendukung PSIM Jogja dari Korwil Bayat]. Di Klaten ini ada juga Korwil Cawas, Korwil Wedi. Saya sudah lama menjadi pendukung PSIM Jogja. Sejak tahun 2011 sudah biru [sebagai pendukung PSIM Jogja],” katanya.

Sebagaimana diketahui, jajaran Polres Klaten sempat menutup Jl. Ki Pandanaran di Danguran, Klaten Selatan selama dua jam saat melerai tawuran antarsuporter PSIM Jogja dengan PSS Sleman. Akibat tawuran itu, terdapat seorang suporter mengalami luka di bagian bibir dan jari, yakni Rangga Aditya Pratama, 24, (suporter PSIM Jogja).

Baca Juga: Suporter PSS Sleman & PSIM Jogja Bentrok di Klaten, 11 Orang Diperiksa

Setelah dimediasi polisi, Suporter PSIM Jogja dan suporter PSS Sleman yang terlibat tawuran di Danguran, Kecamatan Klaten Selatan sepakat berdamai di Mapolres Klaten, Selasa (14/12/2021) siang. Sedianya, polisi sudah bersiap menjerat tujuh suporter PSS Sleman dengan Pasal 170 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) atau Pasal 351 ayat 1 KUHP dengan ancaman lima tahun enam bulan. Masing-masing suporter itu, yakni ADE, OP alias OT, AAP, AIF, MDD, NFS, dan HAP.

“Ini dilakukan restorasi justice. Kami akan terus memantau para suporter yang terlibat. Jika berulah kembali, akan diproses secara hukum,” kata Kasi Humas Polres Klaten, Iptu Abdillah, mewakili Kapolres Klaten, AKBP Eko Prasetyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya