SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (kiri) menerima kunjungan Ketua Umum DPP Partai Demokrat yang juga Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Kamis (9/3/2017). (JIBUI/Solopos/Antara/Setpres/Cahyo Bruri Sasmito)

SBY menyebut tahun politik, pilkada, hingga Presiden Jokowi, sebelum mempolisikan pengacara Setnov yang mengaitkannya di kasus e-KTP.

Solopos.com, JAKARTA — Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya melaporkan Firman Wijaya, pengacara Setya Novanto, ke Bareskrim Polri, Selasa (6/2/2018) sore. Selain hendak melaporkan Firman, SBY mengaitkan penyebutan dirinya dalam persidangan kasus korupsi e-KTP dengan tahun politik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

SBY mengatakan saat ini Demokrat kembali diuji. Dia menyamakan hal itu dengan isu yang menyebut dirinya menggerakkan massa terkait dugaan makar beberapa waktu lalu.

“Kita diuji kembali oleh tuhan dan sejarah. Mudah-mudahan kita semua dengan ikhtiar dan upaya yang kita lakukan, serta dengan pertolongan Allah SWT, ujian ini dapat kita hadapi dan lulus. Para kader masih ingat dulu dilaksanakan Pemilihan Gubernur DKI Jakarta,” kata SBY dalam konferensi pers di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa sore.

Menurutnya, situasi saat ini sama dengan sebelum Pilkada Jakarta putaran pertama lalu. Saat itu, SBY mengaku difitnah menggerakkan aksi massa dan pemboman Istana. “Saya sebagai pemimpin partai waktu itu mengalami satu rangkaian fitnah dan serangan-serangan politik yang menurut saya sangat keterlaluan dan jauh dari akhlak politik yang baik.”

SBY juga menyinggung pernyataan Antasari Azhar waktu itu yang dianggap menyudutkan dirinya dan berdampak pada kalahnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Pilkada Jakarta. Seperti sebelumnya, kali ini SBY juga menyebut nama Presiden Jokowi.

“Ketika saya bertemu Presiden Jokowi, saya sampaikan berbagai fitnah yang dialamatkan kepada saya. Saya katakan ‘orang seperti saya, Bapak suatu saat juga akan mengalami seperti saya, tidak mungkin merusak negara. Presiden Jokowi menjawab ‘Pak SBY, saya tidak pernah menuduh saya seperti itu. Saya jawab, ‘iya, tapi Bapak tentu menerima laporan-laporan seperti itu’. Tapi itu sudah lewat, kami terima yang dulu-dulu,” katanya.

Melalui konferensi pers ini, SBY menyebut bahwa pernyataan Firman Wijaya sebagai fitnah. Begitu pula dengan pernyataan mantan politikus Demokrat, Mirwan Amir, yang belum lama ini bersaksi bahwa SBY pernah dilapori masalah dalam proyek e-KTP.

SBY mendatangi Bareskrim sore ini tanpa didampingi para politikus Demokrat lainnya. Dia juga tidak mau didampingi Hinca Panjaitan maupun para mantan pejabat di era Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II.

“Saya hanya ingin didampingi Ibu Ani tercinta dalam suka dan duka. Saya selesaikan sendiri. Ini perang saya, this is my war, mohon pada Allah saya diberi kekuatan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya