SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Brisbane–Sekitar 95 persen korban perdagangan manusia yang masuk ke Australia adalah perempuan untuk dipekerjakan di industri seks negara itu.

Kementerian Dalam Negeri Australia mengutip laporan Institut Kriminologi Australia (AIC) yang dipublikasi Jumat menyebutkan, sebagian besar korban tersebut berasal dari kawasan Asia Tenggara namun tidak disebutkan asal negara para korban.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sepanjang 2004 – 2008, Polisi Federal Australia (AFP) melakukan 210 investigasi kasus perdagangan manusia di negara itu. Dari hasil investigasi tersebut, AFP menangkap 34 orang tersangka pelaku. Sebanyak 113 orang korban aksi kejahatan ini mendapat program bantuan pemerintah Australia.

Disamping dipekerjakan di industri seks, dua kasus perdagangan manusia di Australia juga terkait dengan buruh paksa. Kementerian Dalam Negeri Australia menyebut perdagangan manusia sebagai “bentuk perbudakan modern”.

Aksi kejahatan ini melibatkan rekrutmen, pengangkutan, pemindahan, penadahan maupun penerimaan orang-orang yang akan dijadikan korban eksploitasi melalui kerja paksa ataupun perbudakan.

Untuk menumpas jaringan aksi kejahatan trans-nasional ini, pemerintah Australia telah mengambil berbagai langkah, termasuk membentuk tim investigasi polisi khusus dan strategi kebijakan nasional, memperketat pengurusan visa, menyediakan program bantuan bagi korban, serta meningkatkan kerja sama regional.
Ant/tya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya