SOLOPOS.COM - Aparat kepolisian mengepung Ponpes Shiddiqiyah Jombang untuk menangkap anak sang kiai yang menjadi DPO kasus pencabulan, Kamis (7/7/2022). (Youtube/Kompas TV)

Solopos.com, JOMBANG — Lima santriwati yang menjadi korban pelecehan seksual anak kiai di Jombang, Moch Subchi Azal Tsani alias Mas Bechi, 42, disebut terluka dua kali.

Kini, mereka menempuh jalur hukum untuk menuntut keadilan. Pasalnya, saat meminta perlindungan ke pesantren, mereka justru dicap sebagai gerombolan penebar fitnah.

Promosi Digitalisasi Mainkan Peran Penting Mendorong Kemajuan UMKM

Padahal perlindungan tersebut diminta karena mereka takut kembali dilecehkan oleh Mas Bechi yang tak lain adalah anak pengasuh Pondok Pesantren Shiddiqiyyah Jombang, KH Mukhtar Mukthi.

Sayangnya, alih-alih memberi pembelaan, pimpinan pesantren justru disebut memajang foto korban Mas Bechi yang mengadu dengan tulisan kelompok penebar fitnah.

“Para korban ini terluka dua kali. Pertama saat mereka dinodai dan kedua saat meminta perlindungan justru dianggap sebagai gerombolan penebar fitnah,” ujar Ana Abdillah, aktivis perempuan di Jawa Timur, dalam perbincangan yang diunggah di kanal Youtube tvOneNews, Minggu (10/7/2022).

Baca juga : Metafakta, Ilmu Gendam Anak Kiai Jombang Buat Cabuli Santriwati

Pengakuan Korban Mas Bechi

Salah satu santriwati korban Mas Bechi, M, 19, mengaku sempat mengadukan apa yang dialami kepada pengurus pondok. Dia menulis surat berisi kronologi kejadian yang menimpanya.

Surat tersebut ia titipkan kepada orang kepercayaan Mas Bechi agar disampaikan kepada pimpinan pesantren. Ternyata surat tersebut justru beredar luas di grup-grup percakapan di Pesantren Shiddiqiyyah Jombang.

Bukannya mendapat pembelaan agar pelecehan seksual Mas Bechi tak terulang, M justru dituduh membuat fitnah terhadap pondok pesantren.

Ia lantas disidang. Di hadapan pengurus ponpes dirinya diminta membuat surat pernyataan yang berisi apa yang ia ceritakan di surat tersebut merupakan fitnah belaka. Namun M menolak mentah-mentah permintaan tersebut.

“Mereka bilang saya penyebar fitnah, bahwa apa yang saya tulis itu fitnah. Saya katakan saya tidak menulis fitnah, itu nyata terjadi pada saya. Mereka tetap memaksa dan menyatakan saya penyebar fitnah. Saya sampaikan ‘fitnah dari mana’, itu riil terjadi yang saya alami. Mereka tetap memaksa menulis bahwa saya bersalah,” katanya dengan nada meninggi lalu menangis, seperti dikutip Solopos.com dari kanal Youtube CNNIndonesia berjudul Pengakuan Santriwati Korban Pelecehan Bechi, Minggu (10/7/2022).

Baca juga : Sedih! Ini Curhatan Ayah Korban Pencabulan Anak Kiai Jombang Mas Bechi

Santriwati M kini tinggal di tempat yang tersembunyi, terpisah dari orang tuanya, karena alasan keamanan.

Selama ini orang-orang suruhan Mas Bechi kerap datang ke rumah orang tua korban dan melakukan intimidasi.

Orang-orang suruhan tersebut meminta M mencabut laporannya ke polisi dan menerima tawaran penyelesaian dari Mas Bechi.

Baca juga : Tersangka Pencabulan, Anak Kiai Jombang Ditahan di Sel Isolasi

Namun tawaran itu ditolak mentah-mentah. Keluarga korban bertekad bulat memperkarakan Mas Bechi ke polisi agar pelecehan seksual itu tidak terus terulang.

“Kalau gak ada yang berani melangkah tidak akan berhenti masalah ini. Ya Allah kuatkan saya, saya ambil jalur hukum, saya beranikan diri, saya yakin Allah bersama saya,” ujar M.

M tidak pernah menyangka dirinya akan mengalami penistaan dalam hidup justru saat belajar di pondok pesantren.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya