SOLOPOS.COM - Ilustrasi kemiskinan. (Solopos/Whisnupaksa Kridhangkara)

Solopos.com, SRAGEN — Koperasi digadang-gadang bisa mengambil peran dalam upaya penanggulangan kemiskinan daerah. Kehadiran Koperasi juga diharapkan menjadi salah satu solusi untuk memerangi praktik rentenir.

Di Sragen, koperasi dilibatkan dalam porgram Tuntas Kemiskinan (Tumis) Gotong Royong bersama instansi pemerintah dan swasta lain. Jumlah koperasi yang sehat di Sragen ada 228. Sebanyak 79 koperasi di antaranya merupakan koperasi ASN dengan aset miliaran rupiah.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sayangnya, keberadaan koperasi itu belum optimal membantu Pemkab Sragen menangulangi kemiskinan yang masih tinggi.

Asisten I Sekretariat Daerah (Setda) Sragen, Joko Suratno, membenarkan bila koperasi dilibatkan dalam Program Tumis Gotong-royong. Namun, pelibatan koperasi baru sekadar pengenalan program dengan harapan tahun depan mereka bisa mempersiapkan diri menjadi donatur untuk penanggulangan kemiskinan.

Baca Juga: 94,9% Koperasi Di Sragen Tak Ditemukan Alamat dan Pengurusnya

“Koperasi-koperasi di Sragen itu sebenarnya besar-besar. Tetapi kebanyakan yang ada di Sragen berupa kantor cabangnya, sehingga laporan itu harus ke kantor pusatnya,” ujar dia kepada Solopos.com, Jumat (22/7/2022).

Joko menerangkan koperasi juga bisa menjadi solusi alterntif untuk memerangi rentenir supaya warga yang notabene warga miskin tidak terjerat dengan praktik rentenir.

Kabid Koperasi Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Bina Sri Astuti, menerangkan kegiatan koperasi terfokus pada anggota. Sehingga untuk kegiatan yang di luar kepentingan anggota, seperti penanggulangan kemiskinan, jalurnya lewat dana sosial semacam corporate social responsibility (CSR).

Begitu pula dalam kegiatan pinjam meminjam pun, kata dia, sasaran prioritasnya adalah para anggota. “Untuk memerangi rentenir sebenarnya banyak koperasi di pasar yang anggotanya orang-orang di pasar. Untuk pinjam uang ke koperasi pun sejatinya tidak harus menjadi anggota. Koperasi menjadi alternatif tetapi tergantung konsumen yang memanfaatkannya. Kalau koperasi bisa optimal, saya kira rentenir bisa hilang,” ujarnya.

Baca Juga: Salurkan Hibah Rp2,5 Miliar, Bupati Karanganyar: Aja Dinggo Tuku Motor

Ketua Koperasi Sedyo Rahayu Sragen, Dwiyanto, menerangkan ada keinginnan untuk mengalokasikan dana sosial untuk membantu pemerintah mengentaskan kemiskinan di tahun depan. Dana sosial di ambilkan dari dana sisa hasil usaha. Namun semua itu tergantung kesepakatan dalam rapat anggota tahunan (RAT).

Ketua Primer Koperasi Pegawai Republik Indonesia (PKPRI) Sragen, Suwardi, menyampaikan kontribusi koperasi dalam pengentasan kemiskinan itu biasanya diwujudkan dalan bentuk pembagian bantuan sembako, beasiswa pelajar berprestasi, dan lainnya. PKPRI sebagai koperasi skunder menyerahkan kebijakan kegiatan sosial ke masing-masing koperasi primer di bawah PKPRI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya