SOLOPOS.COM - Pengurus Padepokan Pancer Tanah Jawa (PTJ) berfoto bersama saat menggelar kopi darat (Kopdar) di Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (30/7/2022). (Istimewa)

Solopos.com, WONOGIRI — Padepokan Pancer Tanah Jawa (PTJ) menggelar kopi darat (kopdar) di Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, Sabtu (30/7/2022). Tujuannya untuk nguri-uri atau melestarikan budaya Jawa.

Padepokan PTJ berdiri sejak 1 Agustus 2014. Selama tujuh tahun berdiri, mereka sudah menggelar kopdar selama empat kali, antara lain di Jogja, Purwodadi, Madiun, dan Wonogiri.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Di semua daerah itu, kegiatan kopdar selalu diselingi wisata religi. Sewaktu kopdar di Kabupaten Wonogiri, Padepokan PTJ menggelar wisata religi ke Khayangan yang berlokasi di Desa Dlepih, Kecamatan Tirtomoyo.

Ketua Sekretariat Padepokan PTJ Cabang Wonogiri, Kariman, mengatakan kunjungan ke Khayangan dilaksanakan, Sabtu (30/7/2022) pukul 00.30 WIB.

“Kami kumpul mulai, Jumat [29/7/2022] dan ada 32 orang yang ikut. Kami laksanakan tengah malam karena bertepatan malam 1 Sura dan sebenarnya tidak hanya di Khayangan. Rencananya di Sendang Siwani juga. Tapi waktunya tidak cukup, wisata religinya hanya di satu tempat,” jelas Kariman saat dihubungi Solopos.com, Minggu (31/7/2022).

Baca Juga: Tolak Jadi Dosen Kampus Negeri, Faris Pilih Pulang ke Desa di Wonogiri

Seusai wisata religi di Khayangan, acara kopdar dilanjut dengan program bakti sosial (baksos) berupa pengobatan medis dan nonmedis dan jamasan pusaka.

“Kami buka pengobatannya kepada masyarakat umum dan gratis. Kalau jamasan pusaka, kami membebaskan masyarakat mau membayar atau tidak,” tuturnya.

Ketua Sekretariat Padepokan PTJ Cabang Madiun, Lulik Parwanti, yang turut hadir di acara kopdar itu menambahkan, pengobatan gratis tersebut bisa digunakan mengobati korban yang mengalami guna-guna, patah tulang, dan lain-lain. Sementara pusaka yang dijamasi atau dicuci dapat berupa akik, tombak, hingga keris.

Baca Juga: Umbul Mungkret Festival, Cara Warga Hidupkan Desa Sedayu Wonogiri

“Sewaktu kami kopdar kemarin, pusaka yang dijamasi jumlahnya 30 hingga 40-an. Ada orang Slogohimo yang datang membawa enam pusaka miliknya dan meminta dijamasi di tempat kami. Saya kemarin juga membawa beberapa. Sedangkan yang menjamasi anggota Padepokan PTJ dari Jogja,” tutur Lulik kepada Solopos.com, Minggu.

Sebagai informasi, kegiatan kopdar Padepokan PTJ diagendakan setiap tahun dan memakan waktu tiga hari. Lulik mengatakan pengambilan hari pelaksanaannya dimulai dari Jumat, Sabtu, dan Minggu. Alasannya, agar perkumpulan yang bertujuan melestarikan budaya Jawa itu tetap aktif berkomunikasi.

“Dulu itu kan awalnya membuat grup di Facebook (FB) sebelum akhirnya dibikin grup WhatsApp (WA). Setelah banyak yang masuk jadi anggota, kami akhirnya membuat perkumpulan yang sah dan memiliki AD ART [Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga],” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya