SOLOPOS.COM - Otak kasus penembakan istri sendiri, anggota TNI, Kopda Muslimin, ditemukan meninggal dunia. (Solopos.com-Pendam IV Diponegoro)

Solopos.com, SEMARANG — Kopda Muslimin, anggota TNI yang jadi dalang kasus penembakan istri di Semarang memang telah meninggal dunia, Kamis (28/9/2022). Kendati demikian, cerita terkait Kopda Muslimin yang nekat membayar pembunuh untuk menghabisi nyawa istrinya mulai terkuat. Terlebih lagi, kisah terkait hubungan Kopda Muslimin dengan perempuan lain atau selingkuhan yang membuatnya nekat ingin istrinya dibunuh.

Kasat Reskrim Polrestabes Semarang, Donny Sardo Lumbatoruan, membenarkan motif Kopda Muslimin membayar orang untuk membunuh istri karena adanya wanita idaman lain (WIL). Selingkuhan Kopda Muslimin itu adalah perempuan berinisial R yang berdomisili di Kota Semarang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut Donny, Kopda Muslimin melakukan berbagai tipu muslihat kepada selingkuhannya itu. Salah satunya mengaku bahwa dirinya masih bujangan atau belum beristri. Selain itu, Kopda Muslimin juga diketahui memberikan fasilitas indekos kepada R agar bisa sering bertemu.

“Bahkan awalnya dia tidak tahu kalau Kopda Muslimin telah punya istri. Begitu tahu, dia [R] mulai menjauh. Tapi ini belum kita konfirmasi karena Muslimin keburu meninggal dunia,” jelas Donny kepada awak media di Semarang, Kamis (28/7/2022).

Ekspedisi Mudik 2024

Kendati demikian, Donny mengaku jika R tidak tahu dengan rencana Kopda Muslimin yang ingin membunuh istrinya. Meski demikian, pihak Polrestabes Semarang saat ini telah menjadikan R sebagai saksi atas kasus penembakan istri Kopda Muslimin. R bahkan saat ini masih di bawah pengawasan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK).

Baca juga: Jenazah Kopda Muslimin Tidak Dimakamkan Secara Militer, Ini Gegaranya

Donny menyebutkan hubungan asmara Kopda Muslimin dengan selingkuhan itu sudah terjalin selama satu tahun. Selama berhubungan, Kopda Muslimin kerap menemui R di tempat indekos.

Donny mengaku R tinggal di Kota Semarang dan bekerja sebagai karyawan konter handphone. Ia berjualan kartu perdana operator seluler.

Oleh karena, selingkuhan berjualan kartu perdana telepon seluler, Kopda Muslimin pun kerap membeli kartu perdana agar hubungan gelapnya dengan R tidak diketahui istri, yang juga korban penembakan.

Baca juga: Kasus Kopda Muslimin Gugur, Perkara 5 Pembunuh Bayaran Jalan Terus

“Jadi, Kopda Muslimin itu sering ganti-ganti nomor ponsel. Ia juga punya empat ponsel,” ungkap Donny.

Kendati demikian, hubungan Kopda Muslimin dengan selingkuhan akhirnya kandas pasca-kasus penembakan tersebut. Kopda Muslimin sempat mengajak R untuk melarikan diri hingga ke Wonosobo.

Namun, R akhirnya menolak hingga membuat Kopda Muslimin patah hati. Kopda Muslimin akhirnya ditemukan meninggal dunia di rumah orang tuanya di Kendal pada Kamis pagi. Ia diduga melakukan bunuh diri dengan cara minum racun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya