SOLOPOS.COM - I Gede Sukadana saat berseragam PSG Pati. (Instagram)

Solopos.com, SOLO – Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali, mendesak pencabutan sanksi kalah WO dan pengurangan poin PSG Pati akibat memainkan pemain tidak sah. Akmal menilai, bukan tim Atta Halilintar yang tidak cermat namun justru Komite Kompetisi PSSI.

Akmal Marhali kepada Solopos.com, Jumat (12/11/2021) mengatakan PSG Pati bernasib sangat malang akibat buruknya kinerja Komite Kompetisi PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB). Lewat surat Keputusan Komdis PSSI No. 037/L2/SK/KD-PSSI/XI/2021 tertanggal 8 November 2021, PSG Pati dinyatakan kalah 0-3 dari Persis Solo di pekan keenam Liga 2, Rabu (3/11/2021) malam, serta dikurangi tiga poin.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Tim berjuluk Java Army itu divonis karena menurunkan pemain tidak sah atas nama I Gede Sukadana. PSG Pati dianggap melanggar Pasal 56 ayat (1 b) poin (iv) dan ayat (2) Kode Disiplin PSSI tahun 2018.

Baca Juga: Dihukum Kalah WO dan Pengurangan Poin, PSG Pati: Itu Berat

Kini PSG Pati hanya memiliki empat poin dan berada di peringkat lima klasemen sementara Grup C Liga 2. PSG Pati hanya berada satu tingkat di atas Hizbul Wathan Football Club (HWFC) dengan koleksi dua poin.

“Berdasarkan investigasi kami, PSG Pati tidak bersalah dan berhak mengajukan banding demi keadilan. Banding juga perlu disertai kerugian materiil dan imateriil. Maklum, citra PSG Pati tercemar akibat buruknya kerja Komite Kompetisi yang dipimpin Yoyok Sukawi dan Haruna Soemitro serta beranggotakan Julius Raja, Yudhi Cilegon, dan Babay Karnawi,” kata Akmal.

Ia menyoroti kinerja sistem PT. LIB dan tidak cermatnya Match Commisioner laga itu yakni Mardi asal DKI Jakarta. Banding harus dilakukan untuk membatalkan hukuman serta menghukum pihak-pihak terkait yang melakukan kesalahan agar tidak terulang.

Akmal menambahkan sebelum laga PSG Pati telah menginformasikan penambahan dua pemain yang sudah disahkan pada Sistem Informasi dan Administrasi PSSI dan LIAS LIB. Namun, hingga jelang laga belum ada kejelasan nama dua pemain itu di Form Penetapan Pemain (FPP).

Match Commissioner pun meminta menulis manual nama I Gede Sukadana dan Muhammad Fayrushi dan mengizinkan keduanya bermain. Lalu dalam Match Coordination Meeting (MCM) yang digelar H-1 seharusnya klub mendapat salinan Nota Larangan Bermain (NLB) dari Komite Kompetisi PSSI dan LIB yang disampaikan saat MCM.

“NLB adalah hal penting yang dibahas dalam MCM. Anehnya tidak ada salinan sama sekali. Ini bukti buruknya sistem yang ada di Komite Kompetisi dan LIB. Kemudian ada ketidakpahaman Match Commisioner terhadap regulasi dan turunannya,” kata Akmal.

Baca Juga: Mainkan Sukadana Lawan Persis Solo, Komdis PSSI: PSG Pati Tidak Cermat!

Sebelumnya, Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, mengatakan PSG Pati tidak cermat saat memainkan mantan pemain Bali United itu. Komdis telah menyurati PSG Pati sekitar tiga hari lalu terkait sanksi itu.

“Hukuman itu sifatnya melekat meskipun pindah transfer, hukuman itu merupakan putusan tambahan dua kali tidak bermain. Termasuk saat melawan Persis Solo dia bermain. Klub itu seharusnya mengecek karena melekat hukuman itu,” kata Erwin. (Ichsan Kholif Rahman)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya