SOLOPOS.COM - Mantan Menkes Siti Fadilah dan mantan Menkes Terawan Agus Putranto seusai mengikuti proses ujicoba vaksinasi Vaksin Nusantara di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (15/4/2021). (Bisnis-Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA — Kontroversi soal vaksin Nusantara besutan mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto terus mengemuka meski peminat atas produk dalam negeri tersebut kian meningkat, terutama dari kalangan politisi. Kalaupun hingga kini masih terganjal, maka permasalahan itu datang dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM terkait perbedaan sudut pandang secara ilmiah.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Sultan B Najamudin menilai dukungan dari pihak luar kepada BPOM tidak ada urgensinya. Bahkan, dukungan sejumlah tokoh kepada BPOM dinilainya seolah lebih kepada nuansa politis dalam membangun opini di ruang publik.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Justru saat ini seharusnya yang dibutuhkan adalah dukungan para scientist. Agar kemudian ada diskusi argumentatif yang bisa dipertanggungjawabkan secara keilmuan,” ujar Sultan, Minggu (18/4/2021).

Baca Juga: Ini 5 Zodiak Jago Berimajinasi, Kamu Termasuk?

Senator asal Bengkulu tersebut juga beberapa kali menyatakan dukungan secara resmi terhadap vaksin Nusantara. Bahkan dia meminta pemerintah memberikan fasilitas riset secara maksimal untuk mengkaji lebih jauh dan secara presisi dalam pengembangannya.

Lebih lanjut, dia menyatakan polemik ini menunjukkan lemahnya bangsa Indonesia terhadap pemahaman dan apresiasi terhadap ilmu pengetahuan, pengembangan, serta metode ilmiah yang dipelopori oleh anak bangsa. “Walaupun sebuah kebijakan adalah produk politik, namun pandemi Covid-19 harus tetap dilawan dengan kekuatan ilmu pengetahuan,” ujarnya.

Sultan mengatakan vaksin Nusantara adalah tentang bagaimana sikap dukungan semua pihak terhadap bentuk sebuah penelitian yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap kehidupan manusia. “Ketika virus Corona merebak, setiap orang sudah berpikir bagaimana dapat menghadirkan vaksin dalam membangkitkan kekebalan kawanan (herd immunity). Negara-negara dunia sedang berlomba-lomba dalam menemukan jenis varian yang dapat digunakan dengan mengkampanyekan keunggulannya masing-masing,” tuturnya.

Baca Juga: Turn Back Hoax: Vaksinasi Dilayani Drive Thru?

Sultan menyatakan vaksin Nusantara adalah milik dalam negeri. Vaksin yang sedang dikembangkan oleh mantan Menkes Terawan Agus Putranto diklaim sebagai satu-satunya vaksin yang dapat memberikan kekebalan permanen (seumur hidup) dari penerimanya. “Harusnya bangsa ini bangga dan mendukungnya,” ujarnya.

Mantan wakil Gubernur Bengkulu ini juga memuji cara berpikir Terawan yang dinilai “out the box“.

Banyak Peminat

Sementara itu, Ketua Fraksi PAN di DPR sekaligus Anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay mengaku dirinya tidak ragu untuk divaksin dengan produk dalam negeri itu.

Baca Juga: Turn Back Hoax: Ekstrak Nanas Obat Covid-19?

Dia mengaku bersama puluhan teman lainnya mendatangi RSPAD Gatot Subroto, Jakarta. Tujuannya adalah untuk mengikuti prosesi vaksinasi dengan menggunakan vaksin Nusantara. “Minat terhadap vaksin nusantara ini ternyata sangat tinggi. Terbukti dengan antrian panjang yang ada,” kata Saleh.

Dalam keterangannya kepada Bisnis, dia mengaku memiliki sejumlah alasan mengapa mau divaksin dengan menggunakan vaksin Nusantara.

Pertama, dia telah berdiskusi dengan para penelitinya, baik peneliti asal Indonesia maupun peneliti asal AS. “Saya mendapatkan penjelasan utuh terkait vaksin Nusantara ini dan saya percaya bahwa vaksinasi ini sangat baik dan efektif dalam rangka meningkatkan imunitas,” ujarnya.

Baca Juga: Jokowi-Prabowo Kompak di Nikah Atta-Aurel

Kedua, dia juga mengaku sudah berbicara dengan orang-orang yang pernah divaksin dan menurut mereka, vaksin Nusantara ini dapat dikatakan tidak memiliki efek samping. “Ketiga, saya melihat bahwa vaksin Nusantara ini sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Apalagi, presiden Jokowi sudah meminta agar Indonesia mengutamakan produk dalam negeri. Nah, vaksin Nusantara ini harus menjadi salah satu contoh produk dalam negeri yang perlu mendapatkan dukungan dan perhatian pemerintah,” katanya.

Keempat, vaksinasi dengan vaksin Nusantara ini dilakukan terbatas. Karena itu, tidak melanggar ketentuan apa pun. Dia berharapagar  kontroversi terkait vaksin Nusantara yang terus bergulir akan segera berakhir.

“Semoga saja, dengan melakukan vaksinasi ini, BPOM akan lebih mudah memberikan berbagai macam izin yang dibutuhkan,” ujarnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya