SOLOPOS.COM - Ilustrasi pendidikan dasar (dikbud.pasuruankota.go.id)

Solopos.com, SOLO — Komite sekolah dan dewan pendidikan dikabarkan hilang dari Rancangan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas). RUU ini sedang digodok oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.

Sejauh ini banyak yang berkomentar komite sekolah dan dewan pendidikan tidak efektif. Banyak juga yang berkomentar komite sekolah dan dewan pendidikan adalah wujud partisipasi masyarakat mengontrol penyelenggaraan dan pelaksanaan pendidikan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah pemangku kepentingan yang mencermati RUU Sisdiknas menemukan entitas komite sekolah dan dewan pendidikan hilang dari draf RUU Sisdiknas. Mereka menyimpulkan ada desain menghapus atau membubarkan komite sekolah dan dewan pendidikan. Duduk perkara bisa dipahami di Mengemuka Kabar Komite Sekolah dan Dewan Pendidikan akan Dihapus.

Food estate atau program lumbung pangan yang diinisiasi pemerintah pada konteks Indonesia saat ini merupakan solusi yang tidak sesuai untuk masalah ketahanan pangan dan gizi Indonesia.

Sejumlah peneliti menyimpulkan demikian. Sebuah artikel berjudul Addressing Food Security in Indonesia, Why Food Estates Will Not Resolve Food Security and Nutrition Problems yang terbit di New Mandala pada 8 Desember 2021 menyajikan kritik komprehensif tentang program food estate di Indonesia. Informasi lengkap tersaji di Food Estate Tidak akan Menyelesaikan Masalah Ketahanan Pangan.

Masa kolonial di Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, meninggalkan jejak sejarah berupa bangunan-bangunan berarsitektur khas Belanda, salah satunya Benteng Renovatum. Benteng yang dibangun pada 1831 ini menjadi benteng pertahanan, markas militer, dan tempat peristirahatan serdadu Belanda di Boyolali. Bentuk fisik Benteng Renovatum sudah tak bersisa.

Di atasnya telah berdiri Taman Hutan Kota Sonokridanggo, yang tidak sedikit pun menampakkan sebuah benteng peninggalan kolonial, karena sudah diratakan dengan tanah. Namun, di belakang bekas Benteng Renovatum ini masih meninggalkan beberapa nisan kuburan warga Eropa yang konon tinggal di Boyolali. Selain Benteng Renovatum, masih banyak jejak kolonial lain di Boyolali. Kisah lengkap tersaji di Benteng Renovatum Boyolali, Melacak Jejak Kolonial di Kota Susu.

Eksistensi Keraton Mataram Kartasura—selanjutnya jamak disebut Keraton Kartasura—hanya lebih kurang 65 tahun, yaitu (1680-1745). Aspek-aspek kultural religius yang ditinggalkan adalah warisan sejarah tak ternilai yang harus dijaga.

Peradaban Mataram Kartasura meninggalkan benda cagar budaya bernilai sejarah sangat tinnggi, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yang sangat penting. Sangat disayangkan ketika pada masa sekarang di situs Keraton Kartasura di wilayah Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah berlangsung kegiatan-kegiatan yang tak dapat dipertanggungjawabkan dan menambah kerusakan situs bersejarah itu. Cerita lengkap bisa dibaca di Aspek Kultural Religius Keraton Kartasura.

Gerakan peduli lingkungan berbasis keagamaan makin menguat di Indonesia. Ada keyakinan bahwa non-manusia berdoa dan memuliakan Tuhan. Mereka tentu berdoa untuk kebaikan manusia yang menjaga bumi.

Peneliti pascadoktoral di Universitas Gonzaga di Spokane, Washington, Amerika Serikat, Ulil Amri, mengisahkan kesadaran komunitas pesantren di Jawa dalam gerakan menjaga lingkungan, konservasi lingkungan. Ia menuliskannya dalam artikel berjudul Trees Pray for Us yang terbit di Inside Indonesia edisi April-Juni 2022. Penjelasan lengkap bisa dibaca di Pepohonan Berdoa untuk Manusia.

Konten-konten premium di kanal Espos Plus menyajikan pembahasan dengan sudut pandang tajam, pembahasan komprehensif, dan data lengkap. Konten premium berupaya menyajikan jurnalisme yang berkualitas. Silakan mendaftar terlebih dulu untuk mengakses konten-konten premium tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya