SOLOPOS.COM - Kontroversi MSG. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO-Monosodium glutamat (MSG) atau micin kerap kali menjadi bahan kontroversi berbagai kalangan karena dianggap memberikan efek buruk bagi tubuh. Karena itu tak sedikit orang tua melarang anak-anak mereka mengonsumsi makanan ringan yang ditengarai memiliki kandungan tinggi bahan kimia ini.

Dengan adanya konstroversi ini, masyarakat pun bertanya-tanya, MSG sebenarnya berbahaya atau tidak untuk tubuh? Yuk, cari tahu jawabannya.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

MSG atau micin sangat populer menjadi bahan tambahan makanan untuk memperkuat rasa masakan. MSG merupakan turunan dari asam glutamat yang banyak tersedia di alam. Asam glutamat merupakan salah satu asam amino non-esensial yang dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Senyawa ini memiliki banyak manfaat bagi tubuh dan hampir ditemukan disemua jenis makanan.

Baca Juga: Meski Pakai Masker, Empat Riasan Mata Ini Bisa Bikin Terlihat Cantik

Secara fisik, MSG hampir mirip dengan gula atau garam karena memiliki warna putih. Asam glutamat dalam MSG buatan diproduksi melalui fermentasi pati dan tidak ada bedanya secara kimia dengan MSG yang terdapat di makanan alami.  MSG meningkatkan rasa gurih dan umami dari makanan. Umami adalah rasa dasar kelima, bersama dengan asin, asam, pahit dan manis.

Zat aditif ini populer dalam masakan Asia dan digunakan dalam berbagai makanan olahan di Barat. Rata-rata asupan harian MSG di AS dan Inggris adalah 0,55-0,58 gram, sedangkan di Jepang dan Korea adalah 1,2-1,7 gram. Asam glutamat memiliki peran sebagai neurotransmitter di otak yang akan merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.

Kekhawatiran akan MSG sudah berlangsung lama sejak 1969. Melansir dari Healthline, sebuah penelitian menemukan bahwa menyuntikkan MSG dengan dosis yang cukup besar pada bayi tikus yang baru lahir dapat menyebabkan efek neurologis yang berbahaya. Sementara itu, buku yang ditulis oleh Russel Blaylock Excitotoxins: The Taste That Kills menjadi pengingat yang menakutkan akan kehadiran MSG.

Baca Juga: Ustaz Subki Pastikan Lesti Kejora Hamil Setelah Menikah Siri

Mengutip laman Bisnis.com, Rabu (22/9/2021), berdasarkan penelitian, kenaikan aktivitas glutamat di otak dapat memicu kerusakan. Dosis MSG yang terlalu banyak dapat meningkatkan kadar glutamat dalam darah. Penelitian mengungkapkan sampai saat ini belum ada bukti yang kuat bahwa MSG dapat bersifat eksitotoksin ketika dikonsumsi pada jumlah yang normal.

Batas dosis yang dapat menyebabkan gejala sekitar 3 gram per makanan. Namun, perlu diingat bahwa 3 gram adalah dosis yang sangat tinggi. Belum dapat dipastikan mengapa dapat terjadi, namun beberapa peneliti memiliki spekulasi bahwa dosis besar memungkinkan asam glutamat melewati penghalang antara darah dan otak. Asam glutamat kemudian berinteraksi dengan neuron dan menyebabkan pembengkakan dan cedera otak.

Baca Juga:  Viral Niat Piknik Asyik di Pinggir Pantai, Malah Berakhir Panik

Sementara itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa MSG dapat mengurangi asupan kalori, sedangkan yang lain mengklaim bahwa itu meningkatkan asupan. Jika anda memiliki alergi dan sensitif terhadap MSG sebisa mungkin menhindari konsumsinya meskipun rasanya sangat lezat. Selain itu, meski anda tidak sesitif, MSG kerap ditemukan pada makanan olahan yang berkualitas rendah sehingga harus dibatasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya