SOLOPOS.COM - Ilustrasi PLN (istimewa)

Solopos.com, SOLO – Pertumbuhan konsumsi listrik di Soloraya naik tipis dibandingkan periode yang sama tahun lalu. PT PLN mencatat pada Januari-September 2021, pemakaian listrik secara umum meningkat 5% year on year (YOY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Namun, angka itu relatif lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada 2019. General Manager PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Tengah dan DIY, M Irwansyah Putra, mengatakan, pertumbuhan itu bisa menjadi indikator pemulihan ekonomi.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Baca Juga: Kembali Digelar, PLN Journalist Award 2021 Siapkan Hadiah Rp400 Juta

“Pada 2020 lalu, pembatasan dilakukan dimana-mana. Hotel tidak bisa menggelar event, begitu pula sektor lain. Kemudian pada 2021 ini, mulai pelonggaran sehingga konsumsi listrik mulai bergerak naik. Meski konsumsi listrik pada tahun ini naik 5%, namun dibandingkan 2019 masih minus 2%. Sehingga, kami berharap sampai Desember dan tahun depan terus naik,” kata dia, kepada wartawan di Restoran Diamond, Solo, Minggu (31/10/2021).

Sejumlah sektor yang menyumbang kenaikan konsumsi listrik itu, di antaranya industri, perkantoran, bisnis, dan rumah tangga. Pelonggaran di berbagai sektor mendorong pertumbuhan konsumsi listrik tersebut, namun ia berharap masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan agar tak kembali terjadi pembatasan.

Baca Juga: Hari Listrik Nasional, PLN Beri Kado Istimewa untuk 17 Pelanggan

“Jangan sampai terjadi gelombang ketiga,” ucap Irwansyah. Pihaknya optimistis pertumbuhan listrik terus bergerak ke angka positif, salah satunya mengupayakan peningkatan permintaan listrik.

Sektor publik bisa meng-upgrade layanan listrik premium dengan penambahan biaya yang tak terpaut banyak dibandingkan layanan reguler. Ada empat paket dalam PLN Premium ini, yakni paket Platinum dengan penambahan biaya Rp130/kWh, paket Gold dengan penambahan biaya Rp105 /kWh, paket Silver dengan penambahan biaya Rp55 /kWh, dan Paket Bronze dengan penambahan biaya Rp 30/kWh.

Jika dihitung dari rupiah, selisih pembayaran pelanggan Premium dengan pelanggan reguler hanya di angka 3%. PLN terus mendekati pelanggan yang membutuhkan keandalan layanan premium.

Baca Juga: Menteri BUMN Dukung Program Electrifying Agriculture PLN

“Layanan ini membutuhkan investasi besar, sehingga sasaran sementara adalah sektor publik seperti gedung pemerintahan dan RS. Sementara untuk individu, bisa dilayani apabila kolektif. Minimal satu gardu atau berdaya 100 MVA atau sekitar 100 pelanggan,” ucap Irwansyah.

Layanan Premium diluncurkan pada 2018 lalu. Namun, mulai masif pada 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya