SOLOPOS.COM - Berbagai olahan makanan berbahan baku ikan lele dan udang ditampilkan ibu-ibu PKK se-Kulonprogo dalam acara Gerakan Makan Ikan (Gemarikan) 2015 di halaman Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan Kulonprogo, Selasa (7/4/2015). (JIBI/Harian Jogja/Holy Kartika N.S)

Konsumsi ikan Boyolali, tingkat konsumsi warga Boyolali terhadap ikan masih minim.

Solopos.com, BOYOLALI–Tingkat konsumsi ikan masyarakat Boyolali masih cukup rendah. Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Boyolali, tingkat konsumsi ikan  dalam satu tahun baru  mencapai angka 15,5 kilogram/kapita/tahun. Artinya, setiap satu warga Boyolali dalam satu tahun hanya mengkomsusmsi 15,5 kilogram.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang (Kabid) Perikanan Disnakkan Boyolali, Naryanto, mengatakan angka 15 kilogram perkapita pertahun masih dibawah di angka Nasional  dan angka Provinsi Jawa Tengah. Tingkat konsumsi ikan secara Nasional mencapai 34 kilogram/kapita/tahun dan 24 kilogram/kapita/tahun di tingkat Provinsi Jateng.

Ekspedisi Mudik 2024

“Rendahnya konsumsi ikan di Boyolali disebabkan karena kesadaran masyarakat Boyolali untuk mengkonsumsi ikan masih kurang. Padahal  konsumsi ikan cukup penting untuk perkembangan tubuh dan kecerdasan anak,” kata Naryanto, kepada Solopos.com, Selasa (8/3/2016).

Selain masalah kebiasaan, letak geografis Boyolali yang berada di kawasan pegunungan dan jauh dari pantai menyebabkan masyarakat tidak terbiasa makan ikan. “Berbeda dengan daerah yang  dekat dengan laut, mengkonsumsi ikan menjadi kebiasan dalam kehidupan sehari–hari.”

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi ikan. Salah satunya dengan pencanangan program Gemar Makan Ikan (Gemari) dan mengadakan lomba memasak olahan ikan yang melibatkan pelaku UMKM yang ada di Boyolali.

Pada 2015 lalu pemerintah juga menyebar benih bibit ikan sebanyak 190.000 benih ikan nila dikawasan Waduk Kedung Ombo (WKO).

Tahun ini, Pemkab akan menebar benih ikan  sebanyak 50.000 bibit nila di sejumlah sungai di Boyolali. Dia berharap masyarakat tidak menangkap ikan yang tidak ramah lingkungan seperti disetrum dan diracun karena akan membunuh semua ikan baik yang kecil maupun dewasa.

“Bahkan ada desa yang membuat peraturan desa [perdes] larangan menangkap ikan dengan alat setrum atau pestisida karena bisa merusak ekosistem. Kami sangat mengapresiasi hal itu.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya